Resensi Buku
STUDI ISLAM
PENDEKATAN DAN METODE
Oleh:
Mucharror, S.Pd.I
NIM: 12010160034
Penulis :Zakiyuddin Baidhawy
Penerbit : Insan Madani
Jumlah Halaman : 314
Tahun Pertama Terbit : 2011
Perkembangan
kontemporer mengenai kajian keislaman (berikut spesialisasi kajian yang beragam)
mengalami peningkatan yang sangat mengagumkan. Bukan hanya terjadi di kalangan
muslim saja, akan tetapi juga di negara barat yang notabenenya bukan negerinya
kaum muslim. Ada banyak hal yang melatarbelakangai hal ini, salah satunya
adalah karena kajian keislaman secara langsung atau tak langsung terlibat
dengan fenomena sosial yang ada di dunia yang tentunya memiliki dampak negatif
maupun positif.
Secara
garis besar, buku ini mengulas tentang metodologi pengajian Islam secara umum.
Berawal dari kajian yang teks (filologi) sebagai dasar pengkajian Islam dari
sisi internal yakni; model kajian ilmu kalam, Tasawuf, hukum islam, penafsiran
teks suci, kajian kependidikan islam, pemikiran di dunia islam, model kajian
politik, dan ditutup dengan metodologi pengkajian studi islam menggunakan
pendekatan ilmiah modern (khususnya dalam pendekatan ilmu sosial).
Meski
sedikit subjektif (mungkin karena penulis adalah pemeluk agama Islam itu
sendiri) model pengkajian dalam buku ini sangat variatif, dalam artian pisau
analisis yang dipakai cukup beragam. Tidak hanya menggunakan pendekatan
internal pengkajian Islam itu sendiri, namun juga kelimuan sosial modern barat.
Dan sebagaimana buku teks akademik atau diktat kuliah lainnya, alur penulisan
dari bab awal sampai akhir tersusun runtut dan rapi sehingga pembaca diajak
mengetahui bagaimana studi islam itu dipelajari sampai pada tataran aplikatif
pada fenomena sosial yang bersinggungan dengannya. Misalnya pada bab ke tiga
belas yang mengulas sedikit banyak tentang demokrasi dan globalisasi. Pembaca
mungkin akan mengira tak ada korelasinya antara studi islam dengan demokrasi,
akan tetapi jika membacanya dengan runtut per bab maka di situlah pembaca akan
memahami secara jelas bagaiamana korelasi/ hubungan antara islam dan fenomena
sosial yang disajikan.
Di
sini penulis akan meresensi isi buku ini dengan bahasan setiap bab secara
runtut sesuai isi buku, agar pembaca sedikit banyak bisa menangkap gambaran
umum dan memahami secara utuh. Sebagaiamana umumnya buku teks akademik, penulis
buku ini memulainya dari pengkajian makna etimologis/terminologis dari tema
yang diangkat. Ini tentunya dimaksudkan agar pembaca nantinya bisa memahami dan
memberikan batasan cakupan yang akan dibahas keseluruhannnya dalam buku ini.
Dengan demikian akan menjadi jelas kajian utama sehingga tidak menimbulkan
multitafsir yang mengarah kepada kesalahan pemahaman. Ini cukup efektif
terutama untuk menarik pembaca untuk mencari tahu dan membaca keseluruhan bab
dari isi buku, seklaigus membuka paradigma tentang sebuah bahasan. Terlebih di
sini penulis bukan hanya menyajikan teks-teks akademik yang kadang mati, tetapi
juga menyajikan implikasi dari sebuah kajian ke dalam kebutuhan yang nyata.
Dua
bab selanjutnya (bab empat dan lima) penulis membuat frame pemahaman yang
dibingkai dalam sebuah kajian literal klasik yang bersumber dari epistemologi
Islam. Mungkin sedikit terlihat subjektif memang, akan tetapi ia memiliki nilai
positif yakni dengan memotret sebuah kajian dari dalam akan menjadikannya
terpotret secara utuh. Hal ini juga yang menjadi poin plus untuk penelitian
partisipatoris. Penjelasan dua bab ini terasa kurang spesial memang, terutama
bagi mereka yang mendalami secara khusus kajian teks atau biasa dikenal dengan
tradisi bayani, akan tetapi untuk kajian keislaman secara umum ini sudah sangat
membantu terutama sebagai pembuka frame awal sebuah kajian teks suci (al-Qur’an
dan hadis).
Satu
hal menjadi titik poin pada kajian teks pada bab ini adalah studi komparasi
antara metode tradisional yang berasal dari islam dan metode kajian teks modern
yang lebih objektif. Terjadi perbedaan antara mereka berdua dalam melihat
sebuah teks, dimana sarjana muslim melihat teks suci sebagai teks hidup,
sedangka sarjana barat melihatnya sebagai teks mati, dimana ia (teks suci)
disamakan dengan teks-teks pada umumnya. Poin beda inilah yang menjadikan
kajian teks islam di sini berdialektika sehingga menghasilkan pemahaman yang
benar-benar baru bagi dunia islam. Dari sinilah kelimuan islam berkembang
Pada
bab selanjutnya, yakni bab enam dan tujuh yang membahas mengenai model kajian
ilmu kalam dan model kajian ilmu tasawuf cukup memberikan pemahaman yang cukup
bagi pembaca, meski masih diperlukan pengkajian yang lebih mendalam mengenai
setiap bab yang ingin didalami. Maka sebagaimana pada bab yang lain perlu
digunakan buku pendukung lain yang lebih terfokus pada pembahasan yang terkait.
Akan tetapi secara umum kajian keislaman sudah cukup untuk memjadi rujukan. Nah
di sinilah keuntungan dalam penggunaan buku ini, dimana pembaca tidak perlu menggunakan
banyak rujukan saat ada keterbatasan banyak waktu karena dalam satu buku telah
memuat berbagai macam model kajian yang cukup.
Satu
meodel kajian tafsir terbaru yang diadobsi dari keilmuan tafsir barat juga
telah disajikan di sini, yakni pada bab ke sembilan, salah satunya model kajian
hermeneutika pembebasan Farid Esack. Sebagaimana telah diketahui bahwa
perkembangan keilmua sosial juga mengalami kemajuan yang luar biasan, khususnya
dalam bidang kajian penafsiran. Meski masih menjadi perdebatan di kalangan
internal Islam itu sendiri, kajian hermeneutika sangat perlu perlu untuk dikaji.
Karena menurut saya kalangan internal yang menolak metode kajian hermeneutika
belum memiliki alasan yang bisa dipertimbangakan secara kademik, mereka hanya
berasumsikan subjektifitas dimana subjektifitas hendaknya tidak memasuki ranah
keilmuan murni, termasuk juga keilmuan Islam itu sendiri.
Pada
bab yang selanjutnya bab ke sepuluh, sebelas, dan duabelas, yakni membahas
mengenai kajian filsafat, kajian pemikiran, dan politik Islam menjadi poin plus
lain. Dimana kajian filsafat menjadikan seorang ilmuan di bidang Islamic
Studies tidak mengalami stagnasi baik dalam materi dan metodologisnya. Begitu juga
bab pemikiran Islam, terutama yang sekarang ini berkembang di dunia Islam maka
ia perlu dikaji secara mendalam. Ini tidak lepas bahwa metodologi dan pemikiran
adalah satu disiplin tersendiri yang mendukung sebuah kajian keislaman yang
bebas dari nilai. Maka dengan begitu ia dapat digunakan dalam berbagai disiplin
keilmuan. Begitu juga dengan pembahasan mengenai perpolitikan di dunia Islam.
Pada
bab ke sebelas yang membahas mengenai model kajian pendidikan juga tidak
terlepas dari kajian keislaman modern. Tak lain karena pendidikan merupan bagian terpenting an tak
lepas dari transformasi keilmua Islam. Pada buku ini dtutup dengan beberapa
metodologi kajian keislaman modern, imungkin penulis buku berharap akan
munculnya pengkajian keilmuan islam yang lebih kompleks, mutakhir, dan kekinian
terkait dengan permasalahan sosial di dunia Islam.
Kekurangan
dan kelebihan;
Penulis
sangat merekomendasikan membaca buku ini bagi para pengkajian Islam yang lebih
mendalam, terutama untuk kalangan akademisi, baik mahasiswa maupun dosen.Skema
pengkajian keislaman terarah dan akhirnya mampu memberikan sumbangan pemikiran
baru di dunia Islam adalah tujuan kahir sebuah pengkajian islamic studies ini. Hanya
saja untuk memahami secara lebih mendalam, penulis (perensensi)
merekomendasikan juga untuk melengkapi kajian keislaman ini dengan buku-buku
yang relefan dan tentunya lebih spesifik sesuai dengan spesialisasi kajian
terkini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar