A.
ARTI ORIENTALISME
1.
Kata
orientalisme berasal dari kata”orient” yang berarti timur, dan oriental berarti
yang berkaitan atau terletak di timur.[1]
Timur adalah letak geografis yang meliputi asia selatan dan tenggara dari
himalaya dan semenanjung malaya di sebelah barat wallace.[2]
Kata
orientalisme adalah kata yang
dinisbatkan kepada sebuah study/penelitian yang dilakukan oleh
seorang timur terhadap berbagai disiplin ilmu ketimuran , baik bahasa, agama
sejarah dan permasalahan-[ermasalahan sosio-kultural bangsa timur[3].
Atau ada yang mengatakan orientalisme adalah suatu disiplin ilmu yang membahas
tentang ketimuran[4]
2.
Siapa Orientalis?
Kata orientalis identik digunakan bagi para ilmuan
barat yang mempelajari hal-hal ketimuran dalam berbagai aspek, baik bahasa,
kebiasaan, peradaban, terlebih agama-agamanya.
Dalam perkemabngan
selanjutnya, kata ini identik ditujukan kepada orang-orang Kristen yang sangat
berkeinginan untuk melakukan studi terhadap islam dan bahasa arab.
3.
Awal Kemunculan
Orientalisme
Sebagian peneliti berpendapat
sulit untuk emnentukan siapa dan kapan awal mula orientalisme . ssebagian lain
menyebutan bahwa orientalisme muncul pada awal abad 11 masehi.
Aan tetapi pendapat yang lebih akurat, orientalis muncul di Andalusia
(Spanyol) pada abad ke tujuh hijriyah ketika kaum slaibis Spanyol menyerang
kaum muslim. Kala itu Alfons, raja konstantinopel, memerintahkan keada
seseorang yang bernama Michael scott untuk melakukan penelitian terhadap disiplin ilmu yang ada
pada kaum muslimin Andalusia. Kemudian ia mengumpulkan beberpapa pendeta dari
kota thalita guna memulai proyek penerjemahan buku-buku aab ke bahasa prancis.
Setelah semuanya selesai ia menyerahkannya kepada raja sicilia untuk kemudian
raja menghadiahkannya kepada universitas paris. Demikian juga pemimpin
keuskupan thalitha, Raimon laol, melakukan hal yang sama, menerjemahkan karya
ulama islam Andalusia.
Para sejarahwan hampir sepakat
bahwa gerakan orientalisme mulai menyebar di Eropa secara pasti pasca fase
rekonsiliasi agama[5].
Setelah berlalunya fase rekonsiliasi agama, orang Eropa yang bergama protestan
dan katolik merasa perlu untuk menjelaskan buku-buku agama mereka sendiri.
Mereka pun mulai menerjemahkan karangan ulama islam sekaligus juga untuk
mempersiapkan misionaris dalam tujuan mereka[6].
4.
Perkembangan
Orientalisme
Pada permulaan abad 13 hijriyah
(akhir abad 18 masehi), para orientalis mengubah strategi mereka dengan
menampilkan wajah baru orientalisme, yang mereka sebut membebaskan orientalisme
dari tujuan misionaris kepada arah penelitian ilmiyah saja.
Kemudian di berbagai kota di Eropa seperti London, apris dan Leiden
berkembang kuliyah-kuliyah yang mempelajri ilmu bahasa arab, perisia, Turki dan
Urdu denga tujuan un tuk memperluas kekuasaan kolonialis dengan cara memperalat
para ahli dalam urusan tata Negara islam.
Hasilnya banyak pelajar muslim yang mengikuti kuliyah-kuliyah di eropa
yang kemudian merubah pola piker para generasi islam terhadap islam itu
sendiri. Di samping itu para orintalis
berhasil mengembangakan strategi dan wajah baru mereka dengan mendirikan
lembaga keilmuan di Negara islam seperti
di Mesir dan Di Baghdad.[7]
Sampai sekarang telah berdiiri yayasan keagamaan, polotik dan ekonomi di
barat atas dukungan pemerintahan dimasalalu, berupa lahan garapan dan beasiswa
bagi mahasiswa yang menggeluti bidang orientalis demi membantu usaha penjajahan
dari para misionaris katoli dan protestan.[8]
B.
GARAPAN DAN FAKTOR PENDORONG GERAKAN ORIENTALISME
1.
Garapan
Orienalis
Garapan orientalis dimulai dengan mempelajari bahasa arab dan islam,
adat istiadat, peradaban, geografi dan tradisi. Yang pada hakikatnya islamlah
yang paling menarik para orientalis, baik nudaya maupun peradabannya
sebagainya, mereka mengkaji agama dan poltik bangsa timur.
2.
Fator Yang
Mendorong Gerakan Orientalisme
a.
Factor Agama
Gerakan orientalisme dimulai
oleh para rahib gereja dilanjutan oleh para pendeta yang merekan hanya
memikirkan bagaimana caranya menyerang islam dengan memutarbalikkan fajta
kebenaran agama. Dengan demikian mereka akan menyampaikan ke public bahwa islam
adalah agama kebudayaan arab yang tidak layak dianut.
Terlebih setelah peristiwa
futuhat islamiyah, perang salib, dan penakhluan-penahlukan pada masa usmaniyah
di eropa. Dari sini timbulllah rasa katakitan terhadap kekuatan islam sampai
pada mereka membenci penganutnya( islamophobia). Dan dari sinilah timbul
keinginan dan usaha untuk melakukan study tentang islam.[9]
b.
Factor
Kolonialisme
Orientalisme dan kolonialisme
mempunyai hubungan yang erat untuk mewujudkan cita-cita bangsa Eropa. Diantara
tujuan dari kompromi keduanya agar seolah-olah gerakan orientalis sebagai
pengganti strategi kaum salibis, dari perang fisik menjadi perang pemikiran.
Ini termaktub dalam wasiat Louis, raja perancis yang juga merupakan pemimpin
pasukan Salib ke-8, yang mengalami kekalhan sehingga menjadi tawanan di kota
Mansurah, salah satu kota di Mesir.
Setelah Louis kembali ke
Prancis, ia berpikir bahwa orang islam tidak akan mampu dikalahkan dengan
perang fisik, karena mereka akan rela berkorban apapun untuk mempertahankan
agamanya. Bahkan semakin ia diperangai maka semakin semangatlah ia untuk
berjihad. Dari sinilah para cendekiawan barat mulai berbondong-bondong
mempelajari islam untuk menyerang islam.
c.
Factor
Ekonomi
Diantara factor pendorong
mereka adalah untuk menguasai perekonomian Negara-negara islam dengan menguasai
perdagangan, lembaga keuangan, dan kekayaan alam bangsa-bangsa timur, terutama
kawasan muslim.[10]
d.
Faktor
Politik
Setelah Negara-negara islam
lepas dari penjajahan, kekuatan dan taktik kolonialis terus berjalan dengan
menempatkan orang-orang pilihan yang mempunyai pengetahuan tentang dunia islam
di kedutaan dan konsulat yang mereka tempatkan di Negara islam. Yang kemudian
mereka sekaligus membawa misi untuk mempelajari budaya setempat serta
memberikan informasi politik guan memudahkan menguasai dan menjajah secara
politik Negara tersebut.[11]
e.
Factor Keilmuan
Motif
keilmuan dan kecintaan untuk menelaah literature islam sebagai sebuah
kebudayaan dan peradaban yang dilakukan para orientaalis ini minim sekali.
Sehingga inilah yang membuka lebar pintu kekeliruan, serta kesalahan dalam
memahami islam.
C.
TUJUAN DAN INSTRUMEN PENUNJANG ORIENTALISME
1.
Tujuan
Orientalisme
·
Memurtadkan kaum
muslim dari agamanya sendiri
·
Melemahkan
rohani umat islam dan menciptakan perasaan selalu kekurangan dalam jiwanya.
·
Mendistorsi
ajaran islamdengan cara menutupi kebenaran dan kebaikan ajarannya, sehingga
masyarakat menganggap islam sudah tidak relevan dengan pekembangan zaman
·
Mendukung
segala macam bentuk penjajahan terhadap Negara islam.
·
Memisahkan
kaum muslaim dari akar kebudayaan islam mereka yang kuat dengan cara
memutarbalikkan pokok-pokok ajarannya dan mencabutnya dari sumbersumbernya yang
asli serta mengancurkan nilai dasarnya.
2.
Instrument
Penunjang Orientalisme
Ø
Menyusun
berbagai macam buku keislaman dengan melakukan tahrif(penyimpangan)
Ø
Menerbitkan
majalah yang khusus membahas seputar islam dan kaum muslim.
Ø
Membantu
ekspedisi para misionaris dengan mediator para orientalis
Ø
Melaksanakan
perkumpulan di universitas-universitas dan lembaga ilmiyah.
Ø
Menyebarkan
makalah-makalah di surat kabar.
Ø
Mengadakan
konverensi-konverensi trbatas bagi kalangan sendiri tentang tujuan orientalis.
Ø
Menyebarkan
ensiklopedi tentang islam dalam beberapa bahasa yang disusun para orientalis.
3.
Timbangan
epnelitian Orientalisme
D.
KLASIFIKASI ORIENTALISME
Berdasarkan masing-masing tujuannya, orientalis sangat beragam,
menegaskan bahwa kelompok orientalis bukan hanya satu, tetapi terdiri dari beberapa
kelompok yang berbeda-beda. Secara garis besar bias dikelompokkan menajadi dua
yakni ;[12]
1.
Orientalis
Moderat
Kelompo orientalis ini lebih
moderat dalam melakukan penelitian dan pengkajian terhadap islam. Dalam
mempelajari islam secara ilmiyah, jujur dan moderat dalam memberikan penilaian
demi mencari kebenaran, bahkan sampai memeluk islam. Orientalis model ini
dibagi lagi menjadi dua kelompok yakni,
kelompok yang berpegang teguh dalam penelitiannya dengan prinsip
keilmuan, penuh kejujuran dan apa adanya. Kelompok yang kedua, kelompok yamh
senantiasa komitmen terhadap keilmuan dan setelah melakukan penelitian, mereka
mendapat hidayah sehingga masuk islam.
Diantara
tokoh kelompok yang pertama adalah ;
v
Reenan
Penelitiannya tentang isa as dengan kesimpulan
bahwa isa bukanlah Tuhan, juga bukan pula anak Tuhan. Dan penelitiannya
terhadap sejarah Arab, mengenai Nabi SAW, menurutnya memiliki keistimewaan
dibandingkan injil yang sekarang beredar di kalangan umat kristiani.
Tokoh elompok kedua merupakan orang
yang diberi hidayah oleh Allah sehingga memeluk islam
v
Lord Headly
Allah
memberikan hidayah kepadanya untuk memeluk islam setelah melakukan penelitian
mengenai islam. Ia mengatakan “ sesungguhnya aku yakin bahwa di sana ada ribuan
orang, baik laki-laki amupun perempuan, mengaku islam dalam hatinya, akan
tetapi merasa takut untuk menampakkan keislamannya, serta ingin menjauhi rasa
fanatisme yang timbul dari perubahan yang membuat mereka terhalang untuk
menampakkan keyakinannnya.
2.
Orientalis
Ekstrim
Ada beberapa orientalis yang dikenal
menyelewengkan kebenaran dan melakukan penyimpangan dalam memahami ajaran islam
serta tidak tematik dalam penelitiannya ;[13]
v
AJ. Arberry
Seorang
kebangsaan Inggris yang terkenal fanatic terhadap perlawanan islam dan kaum
muslim serta salah seorang diantara para peneliti mengenai
pengetahuan-pengetahuan keislaman. Diantara karya-karyanya:
·
Islam hari ini,
terbit tahun 1943 M
·
Pendahuluan
sejarah tasawuf(1947)
·
Tasawuf(1950)
v
AJ. Vensink
Ia
dikenal seorang yang sangat memusuhi islam, tercatat sebagai anggota Lembaga
BAhasa di Mesirakan tetapi kemudian dikeluarkan. Menulis buku dengna judul
akidah islam(1932)
v
DB Macdonald
Ia
adalah seorang Amerika yang sangat fanatic melawan islam dan kaum muslim, juga
salah seorang pakar peneliti yang juga ikut andil dalam penyusunan ensiklopedi
Dairatul Ma’arifu-l Islamiyah (Ruang lingkup Pengetahuan Islam). Diabtara buku
karangannya :
·
Perkembangan
ilmu kalam dan ilmu fiqh serta teori kenegaraan dalam Islam(1903)
·
Sikap hidup
dan beragama dalam islam (1908)
E.
SIKAP ISLAM TRERHADAP GERAKAN ORIENTALISME
adapun
beberapa tindakan untuk menyikapi gerakan orientalis diantaranya adalah ;
1. Hendaknya para ulama’,
pakar, dan peneliti islam melakukan pengkajian dan penelaahan kajian keislaman
untuk men-counter gerakan mereka secara
akurat dan benar.
2. Membuat karya tulis yang
sesuai dengan kaidah penelitian, keakuratan serta kebenaran sumber untuk
menghindari kekeliruan dari sisi ilmiyah.
3. Koreksi ilmiyah terhadap
karya-karya para orientalis.
4. Mengimbangi terbitan ilmiyah
yang tidak jujur itu dengan menerbitkan karya ilmiyah yang sesuai dengan tema
dan kaidah.
5. Mengimbangi isu-isu yang
tidak relevan dengan kenyataan ajaran islam(data manipulatif)
Daftar
Pustaka
Dr. Hasan abdul Rouf M. el-BAdawiy dan Dr. Abdurrahman
GHirah. Orientalisme dan Misionarisme ; Menelikung Pola Pikir Umat Islam, remaja
rosda karya, 2008, Bandung
Drs. Kastolani, MAg, Dari orientalisme ke oksidentalisme, STAIN Salatiga Press, 2009,
Salatiga
Dr. Abdurrahmanhasan el maidani, ajnihatul mukr ats-tsalatsah,
dimsiq Beirut, Dar el Qolam, 1980
Dr. Mahmud
Zaqzuq, orientalisme dan kemunduran berpikir menghadapi prgulatan peradaban
[2] Garis Wallace digunakan sebagai
pembeda cirri khas flora dan fauna asia dan Australia, dan membentuk batas yang
umu antara wilayah geografis timur
[3]
Lihat Dr. Abdurrahmanhasan el
maidani ajnihatul mukr ats-tsalatsah, dimsiq Beirut, Dar el Qolam, 1980 cet II
h. 83
[4]
Lihat Dr. Mahmud Zaqzuq,
orientalisme dan kemunduran berpikir menghadapi pergulatan peradaban, h. 18
serial kitab al ummah No. 5, Cet I, Th 1404 M, dinukil dari buku studi islam
dan arab h. 11 Di German University dengan pengarang Rudi Bart, diterjemahkan
oleh musthafa MAhir
[5]
Berdasarkan kesaksian sejarah di
Belanda, Belanda dan yang lainnya. Lih. Dr. Muhamad Bahiy, pemikiran islam
kontemporer dan hubungannya denga kolonialisme Barat, Kairo, MAktabah Wahbah,
th. 1981 M, cet. IX H.
429
[6]
Dr. Hasan abdul Rouf M. el-BAdawiy dan Dr. Abdurrahman GHirah. Orientalisme
dan Misionarisme ; Menelikung Pola Pikir Umat Islam, remaja rosda karya, 2008,
Bandung, h. 7
[7] Seperti vensink, lui massinyon,
margaliouth dan Nicholson.
[8] Lih. Strategi perang pemikiran h. 21
[9] Dr.
Hasan abdul Rouf M. el-BAdawiy dan Dr. Abdurrahman GHirah. Orientalisme dan
Misionarisme ; Menelikung Pola Pikir Umat Islam, remaja rosda karya, 2008,
Bandung
[10] Ajnihatul mukr ats-tsalatsah, h. 93
[11] Dr.
Hasan abdul Rouf M. el-BAdawiy dan Dr. Abdurrahman GHirah. Orientalisme
dan Misionarisme ; Menelikung Pola Pikir Umat Islam, remaja rosda karya, 2008,
Bandung h.15
[12] Dr.
Hasan abdul Rouf M. el-BAdawiy dan Dr. Abdurrahman GHirah. Orientalisme
dan Misionarisme ; Menelikung Pola Pikir Umat Islam, remaja rosda karya, 2008,
Bandung hal. 29
[13] Nama-nama ini dinukil dari buku pemikiran islam kontemporer dan hubungannya
dengan kolonialisme barat karangan
Dr. Muhammad al-bahiy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar