SELAMAT DATANG di CharrorS Blog# Tempat Belajar# Sharing# dan berbagi Informasi dan Berita

Selamat Datang Di charrors Blog, tempat belajar, tempat berbagi info dan data

Rabu, 02 Mei 2018

TENTANG SIKAP BERAGAMA


Dimanapun, anak usia TK itu selalu aktif, suka bicara ini, itu, lari sana, lari sini, loncat sana, loncat sini. Sebentar tertawa terbahak, sebentar lagi menangis, mencoba ini, mencoba itu. Itu karena stage mereka masih maqon iqro', belajar membaca teks. Belum sampe ke "maqam" membaca realiatas, apalagi mengkorelasikan ataupun mengkomparasikannya. Belun sampe ke maqom syari'at, apalagi hakikat ataupun ma'rifat. Belum sampe. Jadi, jika ada orang yg mengikuti tingkah polahnya, ya semacam itulah dia, bahkan mungkin di bawahnya, PAUD. Apa itu salah?, engga salah, sama sekali engga salah. Karena begitulah tahapan2 dalam mencapai sebuah kematangan. Baik kematangan dalam belajar maupun dalam kematangan dalam bersikap.
Dalam beragamapun juga demikian, ada yang maqamnya PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Semua ada maqomatnya. Apa itu juga salah?, tidak ada yang salah, sekali lagi, tidak ada yang salah broe. Ya seperti itu jugalah dalam setiap tingkatan ada penghuninya. Ada yg cepet menyelesaikan tiap tahapan. Kalo sekarang kita sebut akselerasi, ada yg sedang2, ada yang cepet banget. Baru usia kepala dua atau tiga telah mencapai maqom hakikat atau ma'rifat.
Agama itu konstan, tetap. Tuhan tdk pernah berubah, Nabi demikian, kitab suci juga demikian, kiblat dan ajaranpun juga sama. lalu apa yang beda?, apa yang berubah?. Pemeluknya itulah yang berubah. Ada yg lambat, sedang, dan cepat matang dalam beragama. Mereka ber-progres, dengan kecepatan dan percepatan masing-masing.
Jadi, jika ada orang yang mengikuti orang yang beragama di masing-masing tingkatan, ya bisa jadi di situ juga tingkatannya, atau beberapa strip di bawahnya.
Maka, pandai2lah mencari siapa yang akan ddiikuti, atau dijadikan guru. Bukan untuk menilai dan men-judge, tapi agar kita tepat memilih dan berprogres lebih cepat dan tepat.

~Refleksi di hari pendidikan~


Sebagai orang yg setiap hari dan setiap saat berkecimpung dengan dunia pendidikan, malu sebenarnya saya jika ditanya apa yang telah saya lakukan untuk dunia pendidikan di tanah kelahiran. Kenapa bisa begitu, di dunia yg saya bilang "aneh" ini saya serasa melakukan rutinitas yg aneh pula, rmang dari sononya juga begitu... Hehehe.
Maksudnya gimana?. Ya dengan apa yg saya lakukan untuk anak2 didik, dan anak2 di sekitar saya pastinya. Saya menyadari, namun saya memaksa melakukan. Maksudnya gimana sih?. Emang akademisi selalu engga jelas ujung muaranya yah. Nah itu dia, persis seperti kondisi pendidikan yg selama ini saya alami dan saya tularkan. Sebenernya, tujuan pendidikan kita muaranya kemana sih?. Entahlah... hehehe.... piye sih, kok ga jelas gitu. Iya, engga jelas. Seenggak jelas apa yg kamu tanyakan. Nah terus seharusnya ke siapa saya harus tanya. Ya sono tanya sama yg punya kepentingan soal pendidikan kita.
Begini yah, orientasi pendidikan kita itu khan menyelesaikan persoalan hidup, nah kenapabfokus kiga jadi berubah?, berubah gimana mas?. Yah elah, kek ga tahu aja. Coba liat, yg setiap hari, setiap saat bagimana pendidikan kita. Selama ini pendidikan kita hanya berorientasi menjawab soal ujian. Coba liat sama ga antara soal ujian dengan persoalan hidup?. Ya beda lah, nah itu sudah tahu. Lhah terus kenapa masih fokus di soal ujian?. Habis khan waktu, tenaga, pikiran kita mikiran itu semua. Padahal yah, yang namanya menyelesaikan permasalahn itu itu butuh skill, Baik soft skill maupun hard skill, butuh ettitude yg positif. Nah, ini yg harusnya jadi fokus pendidikan kita. Nah kita khan cuman ngikut kebijakan yg ada. Begitulah klo persoalan pendidikan jika masih diuber-uber dan dicarut marutkan dengan kekuasaan yg hanya lima tahun. Jadi landasar dasarnya bukan lagi proyek apa yg perlu digarap, tapi bagaimana pendidikan kita di masa kini. Akan kemana hasil siswa didik kita akan menapaki hidup, membangun negara yang berkedaulatan, jika ini masih tersandra dengan yg namanya politik kekuasaan.
Yah semoga saja lah...