SELAMAT DATANG di CharrorS Blog# Tempat Belajar# Sharing# dan berbagi Informasi dan Berita

Selamat Datang Di charrors Blog, tempat belajar, tempat berbagi info dan data

Senin, 30 September 2013

psikologi: perkembangan

BAB I
PENDAHULUAN


A.        Latar Belakang
                                    Pada manusia perkembangan fisik dan psikis setiap kali mencapai kematangan terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda. Ada yang cepat dan ada yang lambat. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase perkembangan, hal ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua.
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai tahapan atau pembentukan tentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu.

B.      Tujuan

          Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah
1.          Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
2.             Untuk mengetahui lebih jauh mengenai fase-fase perkembangan psikologi manusia khusunya pada anak didik.














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Perkembangan
Dalam kamus bahasa Indonesia perkembangan adalah perihal berkembang, mekar, terbuka terbuka membentang, menjadi besar, luas, banyak dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah adalah development, yang merupakan rangkaian yang bersifat progresif dan teratur dari fungsi kematangan (maturation) dan pelajaran (learning).
Istilah perkembangan dan pertumbuhan dalam dunia psikologi dan pendidikan selalu mempunyai kaitan yang erat sekali. Istilah ini sering digunakan secara bergantian namun sebenarnya keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Tumbuh memang berbeda dengan berkembang. Sesuatu yang tumbuh adalah sesuatu yang bersifat material dan kuantitatif, sedangkan berkembang adalah suatu yang bersifat fungsional dan kualitatif. (Tadjab:1994,19).
Dalam buku berjudul Pendidikan Psikologi Perkembangan (2010:68), Baharudin berpendapat bahwa perkembangan berarti perubahan secara kualitatif. Ini berarti perkembangan bukan sekedar penambahan tiap senti pada tinggi badan seseorang atau kemamuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
B.       Peristiwa Gejala Perkembangan
Gejala perkembangan tidak ditekankan pada segi materil, melainkan pada segi fungsional. Untuk itu perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi. Sementara itu fungsi fungsi yang berkembang dalam aspek kejiwaan secara kualitatif tampak dalam sifat kejiwaan sebagai berikut:
1.         Fungsi perhatian
2.         Fungsi pengamatan
3.         Fungsi tanggapan
4.         Fungsi ingatan
5.         Fungsi fantasi
6.         Fungsi pikiran
7.         Fungsi perasaan
8.         Fungsi kemauan
Dalam prosesnya perkembangan tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan dimana keduanya saling mempengaruhi dan saling memiliki kekuatan untuk membentuk pola pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan fungsi jasmaniah sangat besar pengaruhnya pada perubahan fungsi kejiwaan.
C.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan.
Persoalan mengenai faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, dirumuskan oleh para ahli dengan jawaban yang bermacam-macam. Pendapat-pendaat tersebut dapat digolongkan menjadi tiga aliran golongan yaitu nativisme, empirisme dan konvergensi.
1.    Nativisme
Para ahli yang mengikuti aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
2.    Empirisme
Aliran ini bertentangan dengan aliran nativisme. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan itu semata-mata berasal dari faktor lingkungan. Tokoh utama aliran ini adalah John Locke (1632-1704).
3.    Konvergensi
Aliran ini merupakan gabungan dari aliran nativisme dan empirisme yang menggabungkan arti nereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
D.    Tahap-Tahap Perrkembangan Psikologi Manusia
Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Untuk tujuan pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan perkembangan dalam pengertian periode atau fase perkembangan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pada setiap periode tahap tahap perkembangan manusia menurut para ahli.

1.        John Santrock dalam buku Life-Span Development
a.      Periode prakelahiran (prenatal period) ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira kira dalam periode 9 bulan.
b.      Masa bayi (infacy) ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.
c.       Masa awal anak anak (early chidhood) yaitu periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak anak.
d.      Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood) ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas tahun, periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan-keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai.
e.       Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
f.       Masa awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
g.      Masa pertengahan dewasa (middle adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
h.      Masa akhir dewasa (late adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
2.      Elizabeth B. Hurlock
Beberapa tahapan psikologi menurut Elizabeth B. Hurlock
a.       Pralahir/Prenatal               : 9 bulan (± 270 hari)                                    
b.      Infancy/Bayi                    : 10 – 14 hari                                                        
c.        Babyhood/Masa Bayi      : 2 minggu – 2 tahun                                   
d.      Childhood/Anak-anak     : 2 tahun – remaja                   
e.       Addlesence remaja           : 11/13 tahun – 21 tahun
f.       Remaja akhir                    : 24 tahun – meninggal

3.      Aristoteles
Menurut Aristoteles, tahap psikologi manusia dibagi ke dalam 3 tahap.
a.       0 – 7 tahun           : Masa anak kecil / Bermain
b.      7 – 14 tahun         : Masa anak – anak / Sekolah rendah
c.       14 – 21 tahun       : Masa remaja / Pubertas

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
    Perkembangan merupakan perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
 Tahapan-tahapan perkembangan manusia:
1.         Fase pra kelahiran
2.         Fase bayi
3.         Fase awal masa anak
4.         Fase pertengahan dan akhir anak
5.         Fase remaja
6.         Fase awal dewasa
7.         Fase pertengahan dewasa
8.         Fase akhir dewasa
B.     Saran
Adanya gejala dan fase-fase perkembangan psikologi tersebut di atas, hendaknya menjadi pertimbangan bagi pendidik untuk memberikan pembinaan dan bimbingan agar perkembangan manusia khususnya anak didik menuju arah yang baik dan benar.







DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin (2010), Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Tadjab (1994), Ilmu Jiwa Pendidikan, Surabaya: Karya Abditama.

psikologi: faktor keturunan dan lingkungan

FAKTOR KETURUNAN DAN LINGKUNGAN
Disusun guna untuk melengkapi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu: Sri Suparwi

Oleh:
Tyas Puji Astuti                     (113 11 102)
Wahyu Widya W.                 (113 11 109)
Rifka Anisa                            (113 11 110)


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN SALATIGA)

PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
            Peserta didik dalam kegiatan belajar atau mengikuti proses pendidikan, adalah individu. Dalam proses penerimaan pelajaran setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda – beda. Kemampuan setiap peserta didik terkait pada karakteristik siswa atau psikologi setiap siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi psikologi individu baik bersumber dari dalam dirinya maupun luar dirinya. Faktor dari dalam atau biasa disebut faktor internal adalah segala sifat dan kecakapan yang dimiliki  individu yang diperoleh dari keturunan dan pembawaan sifat dari orang tua. Faktor dari luar atau eksternal adalah semua yang didapat individu dari lingkungannya.
B.     Rumusan masalah
Penjelasan faktor keturunan dan lingkungan dalam mempengaruhi psikologi pendidikan pada individu.

C.     Tujuan dan Manfaat
Pembaca dapat mengerti tentang psikologi pendidikan pada individu yang di pengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan.








PEMBAHASAN
A.    Faktor keturunan
Keturunan dan pembawaan individu yang didapat dari orang tua. Dari sifat, potensi dan kecakapan merupakan hasil dari penurunan sifat dari orang tua mereka. Individu memulai kehidupannya saat bertemunya sel sperma dengan sel telur menjadi sel benih disaat itulah proses penurunan sifat itu mulai diturunkan.
Setiap sel benih terdapat 46 pasang  kromosom yaitu 23 pasang kromosom dari sel sperma dan 23 pasang dari sel telur. Di dalam setiap pasang kromosom terdapat DNA yang mirip dengan tangga benang - benang spiral yang berisi gen - gen yang berfungsi untuk pembentukan sifat. Karena setiap manusia hanya mempunyai 23 pasang, jadi disinilah terjadi pembelahan sel.
Saat pembuahan dan pembelahan sel itu merupakan proses perpaduan dan penurunan sifat, setiap kromosom  memiliki ribuan gen karena sifat ayah dan ibu berbeda, sehingga menghasilkan anak yang beranekaragam. Sifat, ciri dan kemampuan individu kemungkinan besar berbeda dengan ayah ibunya karena adanya perpaduan.
Di sinilah potensi, bakat, dan sifat itu terbentuk. Kemudian saat individu itu lahir menjadi bayi hal - hal tersebut harus dikembangkan .
Ada dua kategori ciri atau sifat dari individu yaitu:
1.      Permanen/tidak  bisa diubah
Seperti warna kulit, rambut, bentuk hidung dan lain lain (bentuk fisik).
2.      Bisa diubah
Seperti penakut, periang, pemberani dan lain-lain.
Sifat dan kemampuan seseorang memang untuk pertama kali dibentuk oleh faktor keturunan tetapi untuk perkembangangannya tergantung pada faktor luar seperti faktor lingkungan. Jadi dalam pendidikan mereka mempunyai sifat, kepintaran dan IQ dari keturunan tetapi hal tersebut bisa berkembang saat mereka di luar.


B.     Faktor lingkungan
            Perilaku dari individu bisa berubah - ubah tergantung pada lingkungan di sekitarnya. Untuk mrengembangkan potensi, bakat dan sifat dari individu terdapat lingkungan yang efektif dan tidak efektif. Banyak efek yang muncul saat mereka berada di lingkungan itu. Lingkungan tersebut antaralain: (Sukmadinata, 2004: 46)
1.      Lingkungan alam dan geografis
Tempat tinggal individu mempengaruhi psikologi dan perilaku individu contohnya seseorang yang tinggal di pegunungan karena kondisi alamnya yang tenang, jadi suaranya lembut dan mempunyai ketrampilan bidang pertanian. Berbeda dengan individu yang tempat tinggalnya di pantai karena kondisi alamnya yang gaduh oleh ombak, jadi kalau berbicara keras dan mempunyai ketrampilan bidang kelautan.
2.      Lingkungan sosial
            Hal ini individu berhubungan dengan individu lainnya, dan dengan kelompok, seperti siswa dalam proses pembelajaran.
3.      Lingkungan ekonomi
            Yaitu lingkungan yang berkenaan dengan cara tiap individu mengatur dan memenuhui kebutuhannya. Kondisi ekonomi mempengaruhi psikologi individu. Apabila individu hidup pada kondisi yang berkecukupan maka mereka juga akan dapat pendidikan yang lebih baik dan fasilitas yang baik. Maka berkembanglah individu tersebut. Di sisi lain apabila mereka dalam kondisi kekurangan maka berdampak juga pada pendidikan mereka. Mereka tertekan karena sulitnya untuk membayar sekolah dan itu mempengaruhi psikologi mereka. Mereka bisa tertekan, stres, cepat marah, depresi dan lain - lain.
4.      Lingkungan budaya
            Berhubungan dengan hasil kreasi manusia yang bersifat konkrit maupun abstrak. Dalam pendidikan pengaruh lingkungan budaya mempengaruhi kemampuan individu untuk bekerja sama, bermoral, saling tenggang rasa, dan berkreasi. Kemampuan itulah yang melatarbelakangi individu untuk selalu berkembang.
              Dan selain faktor lingkungan yang ada di atas terdapat pula lingkungan lainnya. Hal - hal yang sudah dijelaskan diatas dapat mempengaruhi psikologi pada individu terutama pada bidang pendidikan.



















KESIMPULAN
              Peserta didik dalam proses pendidikan adalah individu. Aktivitas, proses dan hasil perkembangan pendidikan peserta didik dipengaruhi oleh karakteristik siswa sebagai individu. Keanekaragaman psikologi individu dilatarbelakangi oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan. Faktor keturunan berupa potensi, sifat dan lain – lain kemudian berkembang dan dalam proses perkembangan psikologi dari individu dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
















DAFTAR PUSTAKA
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:               PT Remaja Rosdakarya
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1996. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: PT Bulan Bintang

ifat dan hakikat kejiwaan manusia

MAKALAH
SIFAT DAN HAKIKAT KEJIWAAN MANUSIA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dra. Sri Suparwi, M.A.
                                                                                       
Disusun oleh :
Dwi Ambarwati          (11311095)
Itsna ‘Ainul ‘Ulya       (11311097)
Fila Fatmawati            (11311099)
JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2013

BAB I
PENDAHULUAN
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Tugas mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika pendidikan memiliki ciri khas yang secara prinsipil berbeda dengan hewan.
Ciri khas manusia yang membedakanya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut dengan hakekat manusia. Disebut sifat hakekat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Pemahaman pendidikan terhadap sifat hakekat manusia akan membentuk peta tentang karakteristik manusia dalam bersikap, menyusun strategi, metode dan teknik serta memilih pendekatan dan orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi dalam interaksi edukatif.
Sebagai pendidik bangsa Indonesia, kita wajib memiliki kejelasan mengenai hakekat manusia Indonesia seutuhnya. Sehingga dapat dengan tepat menyusun rancangan dan pelaksaaan usaha kependidikannya. Selain itu, seorang pendidik juga harus mampu mengembangkan tiap dimensi hakikat manusia, sebagai pelaksanaan tugas kependidikanya menjadi lebih professional







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sifat Dan Hakikat Manusia
Menurut ahli psikologi menyatakan bahwa hakekat manusia adalah rohani atau jiwa. Jasmani dan nafsu merupakan alat atau bagian dari rohani. Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan, meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya.
Bentuknya (misalnya orang hutan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan, menyusui anaknya dan pemakan segala jenis makanan. Bahkan carles darwin (dengan teori evolusinya) telah berjuang menemukan bahwa manusia berasal dari kera tapi ternyata gagal karena tidak ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa manusia muncul sebagai bentuk ubah dari kera.
Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Karena manusia mempunyai hati yang halus dan dua pasukannya. Pertama, pasukan yang tampak yang meliputi tangan, kaki, mata dan seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk kepada perintah hati. Inilah yang disebut pengetahuan. Kedua, pasukan yang mempunyai dasar yang lebih halus seperti syaraf dan otak. Inilah yang disebut kemauan. Pengetahuan dan kemauan inilah yang membedakan antara manusia dengan binatang.
B.     Komponen Sifat dan Kejiwaan Manusia
Hakikat kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta aktivitas-aktivitas kejiwaan dalam diri manusia, yang semua itu menghasilkan tingkah laku yang lebih sempurna dari pada makhluk-makhluk lain.
Menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang menggerakkan aktifitas jiwa-raga. Tiga komponen jiwa tersebut meliputi: syaraf pertumbuhan, perasaan dan intelek. Oleh karena itu dikatakan, bahwa manusia mempunyai tiga sifat dasar. yaitu:
1.      Sifat biologis (tumbuh-tumbuhan): sifat ini telah membuat manusia tumbuh secara alami dengan prinsip-prinsip biologis dengan menggunakan lingkungannya.
2.      Sifat hewani; dengan adanya perasaan-perasaan hakiki, manusia mengalami desakan-desakan internal untuk mencari keseimbangan hidup. Melalui peralatan inderanya, manusia menjadi sadar dan menuruti keinginan-keinginan dan seleranya.
3.      Sifat intelektual; dengan sifat ini, manusia mampu menemukan benar atau salahnya sesuatu, dapat membedakan baik dan buruknya obyek, serta dapat mengarahkan keinginan dan emosinya. Sifat intelektual manusia inilah yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Dengan adanya sifat intelektual ini, manusia dilebihkan derajatnya dari makhluk-makhluk lain.
Hakikat kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta aktivitas-aktivitas kejiwaan dalam diri manusia, yang semua itu menghasilkan tingkah laku yang lebih sempurna dari pada makhluk-makhluk lain.
C.     Kekuatan-Kekuatan Umum Jiwa Manusia
Mengenai kekuatan-kekuatan jiwa manusia, telah dibahas oleh para tokoh pendidikan dunia sejak beberapa abad sebelum Masehi. Berikut ini dikemukakan oleh para ahli/tokoh pendidikan dunia.
Plato (428-348 SM) mengungkapkan, bahwa jiwa manusia terdiri atas tiga kekuatan, yaitu:
a.       Akal adalah bagian jiwa manusia yang merupakan kekuatan untuk menemukan kebenaran dan kesalahan. Dengan akal, manusia mampu menentukan arah dan pijakan untuk melangkah mencari kebenaran dan jalan terang dalam mengarungi bahtera kehidupan. Misalnya mengetahui bahwa psikologi pendidikan adalah mata kuliah yang menyenangkan.
b.      Spirit adalah kekuatan untuk menjalankan gagasan-gagasan yang telah diputuskan oleh akal melalui pemilihan berbagai alternatif gagasan. Spirit merupakan kekuatan penggerak kehidupan pribadi manusia. Misalnya rasa senang terhadap psikologi pendidikan menjadikan sebuah keinginan untuk mempelajarinya.
c.       Nafsu, merupakan kekuatan paling kongkrit dalam diri manusia, yang terbentuk dari segenap keinginan dan selera yang sangat erat berhubungan dengan fungsi-fungsi jasmaniah. Misalnya usaha mengikuti perkuliahan psikologi pendidikan yang didasari keinginan untuk mempelajarinya.

Sedangkan Jean Jacques Rousseau (1712-1778), mengemukakan bahwa kekuatan jiwa manusia ada lima, yaitu;
a.       Penginderaan terjadi apabila objek-objek eksternal berinteraksi dengan organ-organ indera.
b.        Perasaan sangat erat hubungannya dengan penginderaan.
c.        Keinginan sangat erat kaitannya dengan perasaan senang atau tidak senang, cocok atau tidak cocok, setuju atau tidak setuju.
d.      Kemauan sangat erat hubungannya dengan keinginan.
e.        Akal, kekuatan penemu ide atau kebenaran sesuatu ide, memiliki 2 kapasitas yakni :
a. Kapasitas penalaran indera (common sense). Memberi ide tertentu tentang benda tertentu di alam sekitar.
b. Kapasitas penalaran intelektual. Menyimpulkan ide tentang sesuatu benda. Pada saat kita mengadakan hubungan antar ide secara abstrak, disitu kita lebih menguji kapasitas penalaran intelektual kita.

John Locke (1632-1704) dlm menjelaskan hakekat manusia, menekankan pembahasan tentang akal sebagai gudang dan pengembang pengetahuan. Menurut John Locke, akal mempunyai kekuatan serta materil untuk melatih kekuatan itu. Ada 2 kekuatan akal manusia, yaitu :
1. Kekuatan pikir (pengertian). Segala peristiwa yg terjadi dalam akal dapat dikenal dan dikehendaki manusia. Pengertian terjadi dari proses pengamatan (kegiatan mengindra, mengenal, menalar dan meyakini). Mengamati berarti memasukkan ide-ide dan konsep-konsep ke dalam kesadaran dengan menggunakan berbagai macam cara. Pengamatan merupakan kapasitas awal dari intelek manusia. Pengertian memerlukan keterlibatan 6 kekuatan mental, yaitu: mengamati, mengingat, imajinasi, kombinasi aktivitas psikis, abstraksi/pikiran, pemakaian tanda atau simbolisasi
2. Kekuatan kehendak (kemauan). Manusia sering mengimajinasikan sesuatu  tindakan yg berhubungan dg suatu pilihan diantara berbagai alternative (volition). Jadi kemauan adalah kekuatan untuk memilih. Kemauan itu bukan keinginan. Meskipun kemauan tidak sama dengan keinginan, namun keduanya berhubungan erat. Kita mau itu berarti kita memilih diantara dua keinginan atau lebih.
D.    Aktivitas Kejiwaan
Segenap tingkah laku manusia mempunyai latar belakang psikologis. Para pendidik perlu memahami kekuatan-kekuatan jiwa manusia, maka mereka perlu mengetahui hukum-hukum psikologis yang mendasari setiap aktivitas manusia, dalam hal ini anak didik. Hal ini penting agar pendidik mengenal hekekat anak didik sehingga mampu membimbing dan melayani belajar anak secara tepat dan efektif.
  • Pengamatan
Pengamatan merupakan proses belajar mengenal segala sesuatu yang ada di sekitar kita dengan menggunakan alat indera kita. Dengan kehendak-Nya, Allah membekali manusia dan hewan dengan segala keperluan dan fungsi yang mereka perlukan untuk tetap bisa melestarikan hidupnya.
Manusia memiliki indra untuk mengamati segala sesuatu yang ada dalam lingkungannya. Dari hasil pengamatan itu tinggallah kesan atau tanggapan. Proses berfungsinya alat indra terhadap sesuatu akan mengenai indra manusia. Karena manusia itu merupakan makhluk yang aktif maka manusia terhadap situasi lingkungan itu bersifat responsibel. Manusia secara normal akan selalu mencari objek-objek dalam lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya secara sadar  maupun secara tidak sadar. Makin baik daya reaksi terhadap lingkungan manusia akan makin banyak memiliki kesan (tanggapan).
§    Tanggapan
Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, ketika objek yang diamati tidak lagi berada dalam ruang dam waktu pengamatan. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa demikian ini disebut tanggapan.
Tanggapan disebut “laten” (tersembunyi, belum terungkap), apabila tanggapan tersebut ada di bawah sadar, atau tidak kita sadari, dan suatu saat bisa disadarkan kembali. Sedang tanggapan disebut “aktual”, apabila tanggapan tersbut kita sadari.
§  Fantasi
Fantasi adalah daya jiwa untuk membentuk atau mencipta  tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang sudah ada. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat terjadi:
a.       Secara disadari, yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan menyadarinya akan menyadarinya. Hal ini banyak ditemukan pada seorang pelukis, pemahat atau
b.      Secara tidak disadari, yaitu bila individu tidak secara sadar telah dituntut oleh fantasinya. Keadaan semacam ini banyak dijumpai pada anak-anak.
§  Ingatan
Ingatan merupakan proses langsung dalam mengangkat kembali informasi yang pernah diterima dalam kesadaran.
Ingatan adalah suatu daya jiwa kita yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksikan kembali pengertian-pengertian atau tanggapan-tanggapan kita.
Ø  Faktor-Faktor yang mempengaruhi ingatan:
1)      Sifat perseorangan
2)       Keadaan diluar jiwa kita (alam sekitar atau lingkungan, keadaan jasmani)
3)       Keadaan jiwa kita (kemauan, perasaan).
4)        Umur kita.
Ø  Macam-Macam Ingatan.
1)      Daya ingatan mekanis, artinya daya ingatan itu hanya untuk kesan-kesan pengindraan.
2)      Daya Ingatan logis, artinya daya ingatan itu hanya untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian.


§  Berfikir
Berfikir merupakan salah satu pilihan manusia untuk mencoba memperoleh informasi. Dengan berfikir, manusia dapat belajar dengan melakukan trial and error secara intelektual.
Proses menerima, menyimpan, dan mengolah kembali informasi, (baik informasi yang didapat lewat pendengaran, penglihatan atau penciuman) biasa disebut “berfikir”. Berfikir adalah media untuk menambah perbendaharaan/khazanah otak manusia. Manusia memikirkan dirinya, orang-orang di sekitarnya dan alam semesta.
Dalam berfikir, seseorang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lainnya dalam rangka mendapatkan pemecahan persoalan yang dihadapi. Dalam pemecahan persoalan, individu membeda-bedakan, mempersatukan dan berusaha menjawab pertanyaan, mengapa, untuk apa, bagaimana, dimana dan lain sebagainya.
§  Inteligensi
Menurut W.Stern, inteligensi ialah kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi yang baru.
Menurut hasilnya, Inteligensi ada dua macam:
a)      Inteligensi praktis, ialah inteligensi untuk dapat mengatasi suatu situasi yang sulit dalam suatu kerja, yang berlangsung secara cepat dan tepat.
b)      Inteligensi Teoritis, ialah inteligensi untuk dapat mendapatkan suatu pikiran penyelesaian soal atau masalah dengan cepat dan tepat.
§  Perasaan
Perasaan merupakan gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf .
Perasaan merupakan suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang dialami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif .
Meskipun perasaan itu bersifat subjektif dan temporer, namun perasaan-perasaan tertentu muncul dari suatu kebiasaan seperti contoh; orang Padang senang masakaan rendang yang pedas, orang Yogya senang gudeg yang manis, orang Sunda senang sayur asam dan lalap sambal.
§  Kemauan/Kehendak
Yaitu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu dan merupakan kekuatan dari dalam. Dalam mengenai gejala ini perlu memahami pula arti sebagai berikut.
Dorongan: suatu kekuatan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu dan berlangsung secara tak disadari.
Dorongan untuk mencapai syarat hidup tertentu disebut tropisme. Dorongan hidup yang bekerja tanpa disadari disebut otomatisme.
Semua dorongan manusia itu berpangkal pada 3 macam dorongan:
a.       Dorongan mempertahankan diri.
b.      Dorongan mempertahankan jenis.
c.       Dorongan mengembangkan diri.

§  Gejala Jiwa Campuran
Yang termasuk gejala jiwa campuran yaitu:
  1. Perhatian.
Menurut para ahli psikologi ada dua macam definisi, yaitu:
a)      Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek
b)      Perhatian adalah banyak sedikitnnnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.
Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka perhatian dibedakan menjadi dua macam yaitu: perhatian intensif dan perhatian tidak intensif
Dipandang dari segi obyek, maka dapat dirumuskan bahwa “hal yang menarik perhatian adalah hal yang keluar dari konteksnya” atau kalau dikatakan secara sederhana “hal yang menarik perhatian adalah hal yang lain dari lain-lainnya”. Kelainan atau perbedaan dari yang lain ini dapat bermacam-macam, misalnya:
a.       Dalam sebuah barisan salah seorang di antara yang berbaris itu memakai baju merah, sedang yang lain-lainnya berbaju putih, maka si baju merah itu tentu menarik perhatian.
b.       Dalam suatu pertempuran hampir semua tamu telah duduk kecuali seorang yang masih mondar-madir, maka yang mondar-mandir itu menarik perhatian.
  1. Kelelahan.
a.       Kelelahan Jasmani, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh kerja jasmani
b.      Kelelahan Rohani, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh kegiatan rohani.
Mengingat hal tersebut maka dalam pengajaran:
  • Harus menarik perhatian
  • Harus disusun daftar pelajaran yang didasarkan kelelahan anak.
  • Sikap guru harus menyenangkan para siswa.
  1. Sugesti/saran.
Memberikan pengaruh kepada seseorang, sehingga orang tersebut mengikutinya.
Orang yang sudah kena pengaruh disebut: suggestible. Sedang orang yang pandai memberikan pengaruh disebut: sugestif.
Cara-cara memberi sugesti:
a)      Dengan memuji/membujuk.
b)      Dengan menakut-nakuti orang yang disugesti.
c)      Dengan menunjukkan kelemahannya.
Alat-alat sugesti ialah:
  • Pandangan mata.
  • Dengan suara/kata-kata.
  • Dengan gambar-gambar
  • Dengan semboyan-semboyan.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk yang sempurna. Manusia memiliki akal untukmenghadapi kehidupannya di dunia ini. Akal juga memerlukkan pendidikan sebagai obyek yang akan dipikirkan. Fungsi akal tercapai apabila akal itu sendiri dapat menfungsikan, dan obyeknya itu sendiri adalah ilmu pengetahuan. Maka dari itu, manusia pada hakikatnya adalah makhluk peadagogis, makhluk social, makhluk individual, makhluk beragama.
Setiap manusia mempunyai hakekat dan dimensi yang dimilikinya. Dan dalam diri manusia itu terdapat potensi–potensi terpendam yang dapat ditumbuhkembangkan menuju kepribadian yang mantap.










DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi,H.Drs, ,Psikologi Umum,  Rineka Cipta: Surabaya, Cet-1, 1998.
Abu Ahmadi,H.Drs, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta: Jakarta. 1991.
Basith,Tsu,(2012).Sifat dan Hakikat Kejiwaan Manusia.                                                                   http://tsu-basith.blogspot.com/2012/09/sifat-dan-hakekat-kejiwaan-manusia.html
Saadah,zahratus,(2012).Sifat Hakikat dan Aktivitas Kejiwaan Manusia.            http://zahratussaadah.wordpress.com/2012/03/16/sifat-hakikat-dan-aktivitas-kejiwaan-manusia/
Sanadaya,Said,(2010).Sifat Hakeket Kejiwaan Manusia.       http://saidsanadaya.blogspot.com/2010/05/sifat-hakekat-kejiwaan-manusia-john.html
Seiji,Okta.(2011).Sifat dan Hakikat Manusia .           http://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/sifat-dan-hakikat-manusia/
Agus Sujanto, Drs. Psikologi Umum, PT Bumi Aksara: Jakarta. da Cet-10,1995.