SELAMAT DATANG di CharrorS Blog# Tempat Belajar# Sharing# dan berbagi Informasi dan Berita

Selamat Datang Di charrors Blog, tempat belajar, tempat berbagi info dan data

Senin, 16 Februari 2015

Artikel-ISlamic Studies

A.                 ARTI ORIENTALISME

1.      Kata orientalisme berasal dari kata”orient” yang berarti timur, dan oriental berarti yang berkaitan atau terletak di timur.[1] Timur adalah letak geografis yang meliputi asia selatan dan tenggara dari himalaya dan semenanjung malaya di sebelah barat wallace.[2]
Kata orientalisme  adalah kata yang dinisbatkan kepada sebuah study/penelitian yang dilakukan oleh seorang timur terhadap berbagai disiplin ilmu ketimuran , baik bahasa, agama sejarah dan permasalahan-[ermasalahan sosio-kultural bangsa timur[3]. Atau ada yang mengatakan orientalisme adalah suatu disiplin ilmu yang membahas tentang ketimuran[4]

2.      Siapa Orientalis?
Kata  orientalis identik digunakan bagi para ilmuan barat yang mempelajari hal-hal ketimuran dalam berbagai aspek, baik bahasa, kebiasaan, peradaban, terlebih agama-agamanya.
Dalam perkemabngan selanjutnya, kata ini identik ditujukan kepada orang-orang Kristen yang sangat berkeinginan untuk melakukan studi terhadap islam dan bahasa arab.

3.      Awal Kemunculan Orientalisme
Sebagian peneliti berpendapat sulit untuk emnentukan siapa dan kapan awal mula orientalisme . ssebagian lain menyebutan bahwa orientalisme muncul pada awal abad 11 masehi.
Aan tetapi  pendapat yang lebih  akurat, orientalis muncul di Andalusia (Spanyol) pada abad ke tujuh hijriyah ketika kaum slaibis Spanyol menyerang kaum muslim. Kala itu Alfons, raja konstantinopel, memerintahkan keada seseorang yang bernama Michael scott untuk melakukan  penelitian terhadap disiplin ilmu yang ada pada kaum muslimin Andalusia. Kemudian ia mengumpulkan beberpapa pendeta dari kota thalita guna memulai proyek penerjemahan buku-buku aab ke bahasa prancis. Setelah semuanya selesai ia menyerahkannya kepada raja sicilia untuk kemudian raja menghadiahkannya kepada universitas paris. Demikian juga pemimpin keuskupan thalitha, Raimon laol, melakukan hal yang sama, menerjemahkan karya ulama islam Andalusia.
Para sejarahwan hampir sepakat bahwa gerakan orientalisme mulai menyebar di Eropa secara pasti pasca fase rekonsiliasi agama[5]. Setelah berlalunya fase rekonsiliasi agama, orang Eropa yang bergama protestan dan katolik merasa perlu untuk menjelaskan buku-buku agama mereka sendiri. Mereka pun mulai menerjemahkan karangan ulama islam sekaligus juga untuk mempersiapkan misionaris dalam tujuan mereka[6].

4.      Perkembangan Orientalisme
Pada permulaan abad 13 hijriyah (akhir abad 18 masehi), para orientalis mengubah strategi mereka dengan menampilkan wajah baru orientalisme, yang mereka sebut membebaskan orientalisme dari tujuan misionaris kepada arah penelitian ilmiyah saja.
Kemudian di berbagai kota di Eropa seperti London, apris dan Leiden berkembang kuliyah-kuliyah yang mempelajri ilmu bahasa arab, perisia, Turki dan Urdu denga tujuan un tuk memperluas kekuasaan kolonialis dengan cara memperalat para ahli dalam urusan tata Negara islam.
Hasilnya banyak pelajar muslim yang mengikuti kuliyah-kuliyah di eropa yang kemudian merubah pola piker para generasi islam terhadap islam itu sendiri. Di samping itu para orintalis
berhasil mengembangakan strategi dan wajah baru mereka dengan mendirikan lembaga keilmuan  di Negara islam seperti di Mesir dan Di Baghdad.[7]
Sampai sekarang telah berdiiri yayasan keagamaan, polotik dan ekonomi di barat atas dukungan pemerintahan dimasalalu, berupa lahan garapan dan beasiswa bagi mahasiswa yang menggeluti bidang orientalis demi membantu usaha penjajahan dari para misionaris katoli dan protestan.[8]
B.                  GARAPAN DAN FAKTOR PENDORONG GERAKAN ORIENTALISME
1.      Garapan Orienalis
Garapan orientalis dimulai dengan mempelajari bahasa arab dan islam, adat istiadat, peradaban, geografi dan tradisi. Yang pada hakikatnya islamlah yang paling menarik para orientalis, baik nudaya maupun peradabannya sebagainya, mereka mengkaji agama dan poltik bangsa timur.
2.      Fator Yang Mendorong Gerakan Orientalisme
a.      Factor Agama
Gerakan orientalisme dimulai oleh para rahib gereja dilanjutan oleh para pendeta yang merekan hanya memikirkan bagaimana caranya menyerang islam dengan memutarbalikkan fajta kebenaran agama. Dengan demikian mereka akan menyampaikan ke public bahwa islam adalah agama kebudayaan arab yang tidak layak dianut.
Terlebih setelah peristiwa futuhat islamiyah, perang salib, dan penakhluan-penahlukan pada masa usmaniyah di eropa. Dari sini timbulllah rasa katakitan terhadap kekuatan islam sampai pada mereka membenci penganutnya( islamophobia). Dan dari sinilah timbul keinginan dan usaha untuk melakukan study tentang islam.[9]
b.      Factor Kolonialisme
Orientalisme dan kolonialisme mempunyai hubungan yang erat untuk mewujudkan cita-cita bangsa Eropa. Diantara tujuan dari kompromi keduanya agar seolah-olah gerakan orientalis sebagai pengganti strategi kaum salibis, dari perang fisik menjadi perang pemikiran. Ini termaktub dalam wasiat Louis, raja perancis yang juga merupakan pemimpin pasukan Salib ke-8, yang mengalami kekalhan sehingga menjadi tawanan di kota Mansurah, salah satu kota di Mesir.
Setelah Louis kembali ke Prancis, ia berpikir bahwa orang islam tidak akan mampu dikalahkan dengan perang fisik, karena mereka akan rela berkorban apapun untuk mempertahankan agamanya. Bahkan semakin ia diperangai maka semakin semangatlah ia untuk berjihad. Dari sinilah para cendekiawan barat mulai berbondong-bondong mempelajari islam untuk menyerang islam.
c.       Factor Ekonomi
Diantara factor pendorong mereka adalah untuk menguasai perekonomian Negara-negara islam dengan menguasai perdagangan, lembaga keuangan, dan kekayaan alam bangsa-bangsa timur, terutama kawasan muslim.[10]
d.      Faktor Politik
Setelah Negara-negara islam lepas dari penjajahan, kekuatan dan taktik kolonialis terus berjalan dengan menempatkan orang-orang pilihan yang mempunyai pengetahuan tentang dunia islam di kedutaan dan konsulat yang mereka tempatkan di Negara islam. Yang kemudian mereka sekaligus membawa misi untuk mempelajari budaya setempat serta memberikan informasi politik guan memudahkan menguasai dan menjajah secara politik Negara tersebut.[11]
e.      Factor Keilmuan
Motif keilmuan dan kecintaan untuk menelaah literature islam sebagai sebuah kebudayaan dan peradaban yang dilakukan para orientaalis ini minim sekali. Sehingga inilah yang membuka lebar pintu kekeliruan, serta kesalahan dalam memahami islam.

C.                  TUJUAN DAN INSTRUMEN PENUNJANG ORIENTALISME
1.      Tujuan Orientalisme
·           Memurtadkan kaum muslim dari agamanya sendiri
·           Melemahkan rohani umat islam dan menciptakan perasaan selalu kekurangan dalam jiwanya.
·           Mendistorsi ajaran islamdengan cara menutupi kebenaran dan kebaikan ajarannya, sehingga masyarakat menganggap islam sudah tidak relevan dengan pekembangan zaman
·           Mendukung segala macam bentuk penjajahan terhadap Negara islam.
·           Memisahkan kaum muslaim dari akar kebudayaan islam mereka yang kuat dengan cara memutarbalikkan pokok-pokok ajarannya dan mencabutnya dari sumbersumbernya yang asli serta mengancurkan nilai dasarnya.
2.      Instrument Penunjang Orientalisme
Ø  Menyusun berbagai macam buku keislaman dengan melakukan tahrif(penyimpangan)
Ø  Menerbitkan majalah yang khusus membahas seputar islam dan kaum muslim.
Ø  Membantu ekspedisi para misionaris dengan mediator para orientalis
Ø  Melaksanakan perkumpulan di universitas-universitas dan lembaga ilmiyah.
Ø  Menyebarkan makalah-makalah di surat kabar.
Ø  Mengadakan konverensi-konverensi trbatas bagi kalangan sendiri tentang tujuan orientalis.
Ø  Menyebarkan ensiklopedi tentang islam dalam beberapa bahasa yang disusun para orientalis.
3.      Timbangan epnelitian Orientalisme

D.                 KLASIFIKASI ORIENTALISME
Berdasarkan masing-masing tujuannya, orientalis sangat beragam, menegaskan bahwa kelompok orientalis bukan hanya satu, tetapi terdiri dari beberapa kelompok yang berbeda-beda. Secara garis besar bias dikelompokkan menajadi dua yakni ;[12]

1.      Orientalis Moderat
Kelompo orientalis ini lebih moderat dalam melakukan penelitian dan pengkajian terhadap islam. Dalam mempelajari islam secara ilmiyah, jujur dan moderat dalam memberikan penilaian demi mencari kebenaran, bahkan sampai memeluk islam. Orientalis model ini dibagi lagi menjadi dua kelompok yakni,  kelompok yang berpegang teguh dalam penelitiannya dengan prinsip keilmuan, penuh kejujuran dan apa adanya. Kelompok yang kedua, kelompok yamh senantiasa komitmen terhadap keilmuan dan setelah melakukan penelitian, mereka mendapat hidayah sehingga masuk islam.
Diantara tokoh kelompok yang pertama adalah ;
v  Reenan
Penelitiannya tentang isa as dengan kesimpulan bahwa isa bukanlah Tuhan, juga bukan pula anak Tuhan. Dan penelitiannya terhadap sejarah Arab, mengenai Nabi SAW, menurutnya memiliki keistimewaan dibandingkan injil yang sekarang beredar di kalangan umat kristiani.

Tokoh elompok kedua merupakan orang yang diberi hidayah oleh Allah sehingga memeluk islam
v  Lord Headly
Allah memberikan hidayah kepadanya untuk memeluk islam setelah melakukan penelitian mengenai islam. Ia mengatakan “ sesungguhnya aku yakin bahwa di sana ada ribuan orang, baik laki-laki amupun perempuan, mengaku islam dalam hatinya, akan tetapi merasa takut untuk menampakkan keislamannya, serta ingin menjauhi rasa fanatisme yang timbul dari perubahan yang membuat mereka terhalang untuk menampakkan keyakinannnya.
2.      Orientalis Ekstrim
Ada beberapa orientalis yang dikenal menyelewengkan kebenaran dan melakukan penyimpangan dalam memahami ajaran islam serta tidak tematik dalam penelitiannya ;[13]
v  AJ. Arberry
Seorang kebangsaan Inggris yang terkenal fanatic terhadap perlawanan islam dan kaum muslim serta salah seorang diantara para peneliti mengenai pengetahuan-pengetahuan keislaman. Diantara karya-karyanya:
·           Islam hari ini, terbit tahun 1943 M
·           Pendahuluan sejarah tasawuf(1947)
·           Tasawuf(1950)
v  AJ. Vensink
Ia dikenal seorang yang sangat memusuhi islam, tercatat sebagai anggota Lembaga BAhasa di Mesirakan tetapi kemudian dikeluarkan. Menulis buku dengna judul akidah islam(1932)
v  DB Macdonald
Ia adalah seorang Amerika yang sangat fanatic melawan islam dan kaum muslim, juga salah seorang pakar peneliti yang juga ikut andil dalam penyusunan ensiklopedi Dairatul Ma’arifu-l Islamiyah (Ruang lingkup Pengetahuan Islam). Diabtara buku karangannya :
·           Perkembangan ilmu kalam dan ilmu fiqh serta teori kenegaraan dalam Islam(1903)
·           Sikap hidup dan beragama dalam islam (1908)   
                                                                                                                           
E.                  SIKAP ISLAM TRERHADAP GERAKAN ORIENTALISME
adapun beberapa tindakan untuk menyikapi gerakan orientalis diantaranya adalah ;
1.      Hendaknya para ulama’, pakar, dan peneliti islam melakukan pengkajian dan penelaahan kajian keislaman untuk men-counter  gerakan mereka secara akurat dan benar.
2.      Membuat karya tulis yang sesuai dengan kaidah penelitian, keakuratan serta kebenaran sumber untuk menghindari kekeliruan dari sisi ilmiyah.
3.      Koreksi ilmiyah terhadap karya-karya para orientalis.
4.      Mengimbangi terbitan ilmiyah yang tidak jujur itu dengan menerbitkan karya ilmiyah yang sesuai dengan tema dan kaidah.
5.      Mengimbangi isu-isu yang tidak relevan dengan kenyataan ajaran islam(data manipulatif)  









Daftar Pustaka

Dr. Hasan abdul Rouf M. el-BAdawiy dan Dr. Abdurrahman GHirah. Orientalisme dan Misionarisme ; Menelikung Pola Pikir Umat Islam, remaja rosda karya, 2008, Bandung
Drs. Kastolani, MAg, Dari orientalisme ke oksidentalisme, STAIN Salatiga Press, 2009, Salatiga
Dr. Abdurrahmanhasan el maidani, ajnihatul mukr ats-tsalatsah, dimsiq Beirut, Dar el Qolam, 1980
Dr. Mahmud Zaqzuq, orientalisme dan kemunduran berpikir menghadapi prgulatan peradaban




[1] Drs. Kastolani, MAg, Dari orientalisme ke oksidentalisme, STAIN Salatiga Press, 2009, Salatiga
[2] Garis Wallace digunakan sebagai pembeda cirri khas flora dan fauna asia dan Australia, dan membentuk batas yang umu antara wilayah geografis timur
[3] Lihat Dr. Abdurrahmanhasan el maidani ajnihatul mukr ats-tsalatsah, dimsiq Beirut, Dar el Qolam, 1980 cet II h. 83
[4] Lihat Dr. Mahmud Zaqzuq, orientalisme dan kemunduran berpikir menghadapi pergulatan peradaban, h. 18 serial kitab al ummah No. 5, Cet I, Th 1404 M, dinukil dari buku studi islam dan arab h. 11 Di German University dengan pengarang Rudi Bart, diterjemahkan oleh musthafa MAhir
[5] Berdasarkan kesaksian sejarah di Belanda, Belanda dan yang lainnya. Lih. Dr. Muhamad Bahiy, pemikiran islam kontemporer dan hubungannya denga kolonialisme Barat, Kairo, MAktabah Wahbah, th. 1981 M, cet. IX H. 429
[6] Dr. Hasan abdul Rouf M. el-BAdawiy dan Dr. Abdurrahman GHirah. Orientalisme dan Misionarisme ; Menelikung Pola Pikir Umat Islam, remaja rosda karya, 2008, Bandung, h. 7
[7] Seperti vensink, lui massinyon, margaliouth dan Nicholson.
[8] Lih. Strategi perang pemikiran h. 21
[9] Dr. Hasan abdul Rouf M. el-BAdawiy dan Dr. Abdurrahman GHirah. Orientalisme dan Misionarisme ; Menelikung Pola Pikir Umat Islam, remaja rosda karya, 2008, Bandung
[10] Ajnihatul mukr ats-tsalatsah, h. 93
[11] Dr. Hasan abdul Rouf M. el-BAdawiy dan Dr. Abdurrahman GHirah. Orientalisme dan Misionarisme ; Menelikung Pola Pikir Umat Islam, remaja rosda karya, 2008, Bandung h.15
[12] Dr. Hasan abdul Rouf M. el-BAdawiy dan Dr. Abdurrahman GHirah. Orientalisme dan Misionarisme ; Menelikung Pola Pikir Umat Islam, remaja rosda karya, 2008, Bandung hal. 29
[13] Nama-nama ini dinukil dari buku pemikiran islam kontemporer dan hubungannya dengan kolonialisme barat  karangan Dr. Muhammad al-bahiy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar