Pendahuluan
Alhamdulillahi robbil a’lamin, segala puji hanya bagi Allah Tuhan
semesta alam yang telah menciptakan dan memelihara kita semua. Sholawat dan
salam Allah semoga selalu tercurah kepada kekasih kita rasul pilihan, beserta
keluarga, sahabat, dan semua yang mengimani dan mengikuti ajarannya.
Makalh ini saya susun guna memenuhi tugas tambahan mata kuliyah
telaah kurikulum PAI I yang pada kesempatan ini diampu oleh beliau, ibu Dra.
Siti Marfuah, MPd yang dengan kesabaran dan ketelatenannya menularkan ilmu dan
berbagi pengalaman kepada kami, mahasiswa tarbiyah satu angkatan. Semoga beliau selalu diberikan kesehatan dan
keberkahan dan diberikan umur yang panjang dari Allah.
Pada kesempatan kali ini, di sini kami sedikit
membahasa mengenai fungsia agama bagi manusia. Hanya sederhana ini yang dapat
kami sajikan, semoga memberi sedikit manfaat bagi segenap pembaca yang budiman
dan bagi saya khususnya sedang belajar.
Tentunya kami sadari bahwa banyak sekali
kekurangan di sana-sini dan oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan sebagai pembelajaran bagi kami. Saya ucapkan terimakasih
dan selamat membaca.
Pemakalah
A. Pengertian, fungsi dan tujuan Agama.
Agama adalah fitrah “ketentuan mutlak” bagi Manusia tanpa manusia agama
bukan berarti apa-apa, karena Agama memang ditujukan bagi manusia. Pengertian Agama berasal dari bahasa sansekerta. Menurut
pengertian umat hindu penganut madzhab siwa, kata agama yang dipergunakan dalam
bahasa Indonesia sebagai istilah kerohanian, berasal dari kata Gam yang berarti
pergi, Gam diberi awalan “A” yang berarti Agam berarti kebalikan dari pergi
yang artinya datang, dan diberi akhiran “A” menjadi agama dengan arti
kedatangan[1]
Sementara itu ada juga penulis yang mengartikan bahwa agama menurut bahasa
sansekerta terdiri dari dua kata “A” dan “Gama”, A yang berarti tidak dan Gama
yang berarti kacau balau, jadi agama mempunyai arti tidak kacau balau
(teratur). Bila agama itu disalin ke dalam bahasa arab
yang berarti al-Din atau al-millah, ia dapat bermakna adat kebiasaan, tingkah
laku, patuh, hokum, aturan, dan pikiran. Orang barat menggunakan kata agama dengan sebutan
Religion yang biasanya digunakan untuk kepentingan tertentu dari umat manusia
yang merupakan unsure pokok bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Pengertiannya adalah hubungan yang tetap antara manusia dengan yang
bukan manusia. Sementara itu definisi mutlak dari agama dalam wacananya agak
mengalami kesulitan tersendiri, bahkan hampir mustahil untuk dapat
mendefinisikan agama yang bias diterima atau disepakati semua
kalangan. Untuk itu setidaknya ada tiga cara pendekatan yaitu segi fungsi,
institusi, dan subtansi.
Para ahli sejarah, cenderung mendefinisikan agama sebagai suatu institusi
historis. Para ahli di bidang sosiologi dan antropologi cenderung
mendefinisikan agama dari sudut fungsi sosialnya. Pakar teologi, fenomenologi,
dan sejarah agama melihat agama dari aspek substansinya yang sangat asasi yaitu
sesuatu yang sakral. Pada hakikatnya ketiga pendekatan itu tidak saling
bertentangan, melainkan saling melenyempurnakan dan melengkapi, khususnya jika
menginginkan agar pluralism agama didefinisikan sesuai kenyatan
objektif di lapangan.
Sementara itu fungsi dan tujuan dari agama adalah sebagai tatanan Tuhan
yang dapat membimbing Manusia yang berakal untuk berusaha mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat “kehidupan selanjutnya”.
Agama mengajarkan para penganutnya untuk mengatur hidupnya agar mendapatkan
kebahagiaan untuk dirinya maupun masyarakan sekitarnya, selain itu sebagai
pembuka jalan kepada sang Pencipta manusia. Tuhan yang Maha Esa ketika telah
mati. Ajaran agama yang universal mengandung kebenaran yang tidak dapat diubah
meskipun masyarakat telah menerima itu berubah dalam struktur dan
cara berfikirnya
B. Dimensi (unsur-unsur) Agama.
Dimensi Agama yang telah dikonsepsikan manusia adalah: adanya kepercayaan
kepada Sang Pencipta, Adanya wahyu asli, dogma teologi, yakin tentang adanya
supranatural, adanya proses evolusi.
C.
Kebutuhan manusia terhadap agama.
Kita
mungkin telah dapat merasakan bagaimana pentingnya peranan yang telah dimainkan
oleh agama dalam kehidupan manusia. Hal itu malah mungkin menimbulkan
kekecewaan pada manusia, karena betapa sering perwujudan agama gagal. Begitu
juga kita telah merasakan betapa pentingnya mutu kehidupan beragama itu bagi
seluruh tradisi manusia.
Barangkali
kita juga telah mengambil sikap baru terhadap agama lain yang bukan agama kita
peluk sendiri. Bukan dalam arti bahwa kita menyetujui semua agama tersebut.
Dalam menelaah kehidupan semua agama manusia tersebut, tidak ada hal yang
mengharuskan garis batas keyakinan agama lain terlewati. Namun barangkali kita
telah dapat memandang agama-agama tersebut sebagai keyakinan yang dianut oleh
manusia yang hidup, yaitu orang-orang yang juga mempertanyakan berbagai masalah
dasar yang juga kita pertanyakan, mereka juga mencari hidup yang lebih luhur
terhadap agamanya.
Agama
mengambil bagian pada saat-saat yang paling penting dan pada pengalaman hidup.
Agama merayakan kelahiran, menandai pergantian jenjang masa dewasa, mengesahkan
perkawinan, serta kehidupan keluarga, dan melapangkan jalan dari kehidupan kini
menuju kehidupan yang akan datang. Bagi juataan manusia, agama berada dalam
kehidupan mereka pada saat-saat yang paling khusus maupun pada saat-saat yang
paling mengerikan . agama juga memberikan jawaban-jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan kita. Adakah kekuatan tertinggi lain
yang mampu memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan kita? Bagaimanakah
kehidupan dimulai? Apa arti semuanya ini? Mengapa orang menderita? Apa yang terjadi
terhadap diri kita apabila kita telah mati?
Mengingat
hal demikian wajarlah jika agama menjadi sangat dibutuhkan oleh manusia,
karenanya ia mampu memberikan jawaban sekaligus inspirasi bagi terwujudnya
kehidupan yang diinginkan manusia.
Ada beberapa
alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara
lain adalah :
- Karena
agama merupakan sumber moral
- Karena
agama merupakan petunjuk kebenaran
- Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
- Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala
suka, maupun di kala duka.
Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak
berdaya, serta tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S.
al-Nahl (16) : 78
“Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak tahu apa-apa. Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati,
tetapi sedikit di antara mereka yang mensyukurinya.“
Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh
berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya.
Godaan dan rayuan daridalam diri manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu
- Godaan dan rayuan yang berysaha menarik manusia ke dalam lingkungan
kebaikan, yang menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin
disebut dengan malak Al-hidayah yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha
menarik manusia kepada hidayah ataukebaikan.
- Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada
kejahatan,yang menurut istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah,
yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada kejahatan
Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing
manusia kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau
kemungkaran.
D. Fungsi Agama
·
Memberi
pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia
Agama
dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia sentiasanya memberi
penerangan kepada dunia(secara keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam
dunia. Penerangan dalam masalah ini sebenarnya sulit dicapai melalui indra
manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya,
agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwa dunia adalah ciptaan Allah(s.w.t) dan
setiap manusia harus menaati Allah(s.w.t).
·
Menjawab
pelbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia
Sebagian
pertanyaan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan
pertanyaan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya pertanyaan
kehidupan setelah mati, tujuan
hidup, soal nasib dan
sebagainya. Bagi kebanyakan manusia, pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik
dan perlu untuk menjawabnya. Maka, agama itulah fungsinya untuk menjawab
soalan-soalan ini.
·
Memberi rasa
kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama
merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah
karena sistem agama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan yang sama,
melainkan tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
·
Memainkan
fungsi peranan sosial.
Kebanyakan
agama di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri
sebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan
oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi peranan sosial.[2]
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut
sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama
itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial,
fungsi agama mempunyai dimensi yang lain diantaranya:
v Memberi
pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada
manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu
keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara
ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit
penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya
bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT
v Menjawab
pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia
.Sesetangah
soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab
oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati,
matlamat menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah
berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.
v
.Agama
merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana
sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah
tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
v
.Kebanyakan
agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri
sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya.
Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosia
1. lFungsi
Sosial Agama
Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat
dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang
menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau
pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).
Pembahasan tentang fungsi agama disini akan
dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus
disintegratif bagi masyarakat.
Fungsi Integratif Agama
Peranan sosial agama sebagai faktor integratif
bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik
diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban
sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang
mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh
kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam
masyarakat.
2. Fungsi
Disintegratif Agama.
Meskipun agama memiliki peranan sebagai
kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu
masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai
kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi
suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam
mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan
menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain
3. Tujuan Agama
Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa
nya ber-budipekerti dengan adab yang sempurna baik dengan tuhan-nya maupun
lingkungan masyarakat.semua agama sudah sangat sempurna dikarnakan dapat
menuntun umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta dibenarkan. keburukan
cara ber-sikap dan penyampaian si pemeluk agama dikarnakan ketidakpahaman
tujuan daripada agama-nya. memburukan serta membandingkan agama satu dengan
yang lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama
Beberapa tujuan agama yaitu :
Beberapa tujuan agama yaitu :
- Menegakan kepercayaan manusia
hanya kepada Allah,Tuhan Yang Maha Esa (tahuit).
- Mengatur kehidupan manusia di
dunia,agar kehidupan teratur dengan baik, sehingga dapat mencapai
kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
- Menjunjung tinggi dan
melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.
- Menyempurnakan akhlak manusia.
Daftar Pustaka
Smith,
Huston. Agama-Agama Manusia, terj.,
Saafroedin bahar (Jakarta: Yayasan Obor indonesia, 2001).
Keene,Michael. Agama-agama
Dunia, terj., F.A. Soepapto (Yogyakarta: Kanisius, 2006).
Thalhas,
T.H. Ilmu
Perbandingan Agama (Jakarta: Galura pass, 2006).
Mutahhari,
Murtadha Perspektif Al-Qur`an tentang Manusia dan Agama. peny., Haidar bagir
(Bandung: Mizan, 1997).
Malik Thoha,
Anis. Tren
Pluralisme Agama: Tinjauan kritis (Depok: Perspektif, 2005).
M a
k a l a h
Fungsi
Agama Bagi Manusia
Disusun guna memenuhi
tugas tambahan Mata Kuliah
Telaah Kurikulum PAI
Dosen Pengampu Dra. S. Marfu’ah, MPd
Oleh:
Mucharror 11110193
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAN
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2012
[1] [1].( Murtadha mutahhari, Perspektif Al-Qur`an
tentang Manusia dan Agama, peny., Haidar bagir, (Bandung: Mizan, 1997), h.
41-42..
Ok terimakasih infonya
BalasHapusmy blog