HUBUNGAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DENGAN ILMU LAIN
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas
Psikologi
Pendidikan
Dosen
Pengampu : Dra. Sri Suparwi, M.A
Disusun
Oleh :
Risa Suryani 11311040
Laela Hidayah A 11311046
Alfiatur Rosyida h 11311049
TADRIS
BAHASA INGGRIS
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGARI SALATIGA
2013
Hubungan Psikologi Pendidikan dengan Ilmu Lain
Psikologi sebagai ilmu yang
mempelajari keadaan manusia, sudah barang tentu mempunyai hubungan dengan
ilmu-ilmu lain, yang sama-sama mempelajari tentang keadaan manusia. Hal ini
akan memberi gambaran bahwa manusia sebagai makhluk hidup tidak hanya
dipelajari oleh psikologi saja, tetapi juga dipelajari oleh ilmu-ilmu lain.
Manusia sebagai makhluk budaya maka psikologi akan mempunyai hubungan dengan
ilmu-ilmu kebudayaan, dengan filsafat, dengan antropologi, sosiologi, biologi,
dan lain sebagainya.
A. Hubungan
psikologi pendidikan dengan Filsafat
Psikologi adalah ilmu yang sudah
berkembang sejak abad ke 17 dan abad ke 18 serta tampak pesat kemajuannya pada
abad ke 20. Pada awalnya
ilmu ini adalah bagian dari filsafat, sebagai mana ilmu-ilmu lain, misalnya
ilmu hokum, ekonomi, dan sebagainya. Namun kemudian memisahkan diri sebagai
ilmu tersendiri, manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan objek dari
filsafat, yang antara lain membicarakan soal hakikat kodrat manusia, tujuan
hidup manusia, dan sebagainya. Sekalipun psikologi pada akhirnya memisahkan
diri dari filsafat, namun masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat.
Bahkan dapat dikemukakan bahwa ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari
filsafat itupun tetap masih ada hubungan dengan filsafat, terutama mengenai
hal-hal yang menyangkut sifat hakikat serta tujuan dari ilmu pengetahuan.
B. Hubungan
Psikologi pendidikan dengan Antropologi
Antropologi secara etimologi berarti ilmu tentang
manusia, antropos berarti manusia, dan logos berarti ilmu. Antropologi sebagai
ilmu yang masih muda mempunyai perhatian terhadap semua cabang pengetahuan yang
berhubungan dengan manusia, yaitu manusia sebagai gejala biologis dan manusia
sebagai makhluk social dan budaya.
Apa yang diselidiki oleh antropologi, sebenarnya
juga banbyak yang merupakan obyek-obyek dari psikologi. Psikologi menyelidiki
tingkah laku manusia sebagai individu. Untuk mengetahui suatu individu tidak
mungkin kita dapat melepaskan diri dari usaha mengetahui bagaimana kebudayaan
masyarakat tempat individu itu hidup dan dibesarkan. Sebaliknya, untuk
mengetahui suatu kebudayaan tertentu sering kali diperlukan untuk
mengerti/mengetahui bagaimana orang-orang/individu-individu dalam masyarakat
itu mengalami dan merasakannya. Jadi, psikologi dan antropologi keduanya
menyangkut daerah dan masalah-masalah tertentu yang bersamaan, keduanya saling
mengisi (suplementer). Berbedaan yang prinsipil hanyalah terletak pada apa yang
menjadi tekanannya. Psikologi menekankan pada individu, sadangkan antropologi
menekankan pada kelompok.
C. Hubungan
psikologi pendidikan dengan sosiologi
Manusia sebagai
makhluk social juga menjadi objek sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan manusia, mempelajari manusia di alam masyarakatnya.
Karena itu, baik psikologi maupun sosiologi yang sama-sama membicarakan
manusia, tidaklah mengherankan kalau pada suatu waktu adanya titik titik
pertemuan di dalam meninjau manusia, misalnya soal tingkah laku. Tinjauan
sosiologi yang penting ialah hidup dalam bermasyarakatnya, sedangkan tinjauan
psikologi, bahwa tingkah laku sebagai manifestasi hidup kehijawaan yang
didorong oleh moral tertentu hingga manusia itu bertingkah laku atau berbuat.
Karena danya titik-titik persamaan ini, maka timbullah cabang ilmu pengetahuan
dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi
sosial.
D. Hubungan
psikologi pendidikan dengan pedagogik
Pedagogik sebagai ilmu yang bertujuan untuk
memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati tidak akan sukses,
bilamana tidak mendasarkan diri kepada psikologi, yang tugasnya memang
menunjukkan perkembangan hidup manusia sepanjang masa, bahkan cirri dan
wataknya serta kepribadiannya ditunjukkan oleh psikologi. Dengan demikian,
pedagogic baru akan tepat mengenai sasaran, apabila dapat memahami
langkah-langkahnya sesuai dengan petunjuk psikologi. Oleh karena itu sangat
eratnya tugas antara keduanya, maka timbul educational psikologi (ilmu jiwa
pendidikan).
E. Hubungan
psikologi pendidikan dengan agama
Di dalam agama terdapat ajaran tentang bagaimana
agar manusia mau menerima petunjuk Tuhannya, sehingga manusia itu sendiri tanpa
paksaan bersedia menjadi hamba-Nya yang baik dan taat. Itulah sebabnya dapat
dikatakan bahwa di dalam agama itu penuh dengan unsur-unsur pedagogis yang
bahkan merupakan esensi pokok dari tujuan agama diturunkan oleh Tuhan kepada
umat manusia. Unsur pedagogis dalam agama tidak dapat mempengaruhi manusia
kecuali bilamana disampaikan kepadanya sesuai dengan petunjuk-petunjuk
psikologi, dalam hal ini psikologi pendidikan.
Contoh bahwa psikologi dan agama
mempunyai hubungan erat dalam memberikan bimbingan manusia adalah terhadap
manusia yang berdosa pada manusia yang melanggar norma tersebut dapat
mengakibatkan perasaan nestapa dalam dirinya meskipun hukuman lahirnya tidak
diberikan terhadapnya.
F. Hubungan
psikologi pendidikan dengan ilmu pengetahuan alam
Ilmu pengetahuan
alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologi.
Dengan memisahka diri dengan filsafat, ilmu pengetahuan alam mengalami kemajuan
yang cukup cepat, hingga ilmun pengetahuan alam menjadi contoh bagi
perkembangan ilmu-ilmu lain termasuk psikologi, khususnya metode ilmu pengetahuan
mempengaruhi perkembangan metode dalam psikologi, karenanya sebagian ahli
berpendapat, kalau psikologi ingin mendapatkan kemajuan haruslah mengikuti
kerja yang ditempuh ilmu pengetahuan alam. Apa yamng ditempuh oleh Fechner dan
Weber sangat mempengaruhi cara kerja Wilhelm Wundt, yakni dengan menggunakan
metode psikofisik, yaitu metode yang tertua dalam lapangan psikologi
eksperimental, yang banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam (Wood Worth,
1951).
Kenyataan, bahwa karena pengaruhg ilmu oengetahuan
alam, psikologi mendapatkan kemajuan yang sangat cukup depat, sehingga akhirnya
psikologi dapat diakui sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari
filsafat, walaupun pada akhirnya, metode ilmu pengetahuan alam ini tidak
seluruhnya digunakan dalam lapangan psikologi, oleh karena perbedaan dalam
objeknya. Sebab ilmu pengetahuan alam berobjekkan manusia yang hidup, sebagai
makhluk yang dinamik, berkebudayaan, tumbuh berkembang, dan dapat berubah pada
setiap saat.
G. Hubungan
psikologi pendidikan dengan biologi
Biologi
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kehidupan berarti bahwa semua
benda yang hiduo menjadi objek biologi. Oleh karena itu biologi berobjekkan
benda-benda yang hidup, maka cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung di dalamnya.
Maka baik biologi maupun psikologi sama-sama mmbicarakan manusia. Sekalipun
masing-masing ilmu itu meninjau dari sudut yang berlainan namun segi-segi
tertentu, kedua ilmu itu ada titik-titik pertemuan. Biologi maupun antropologi,
keduanya yidak mempelajari perihal proses-proses kejiwaan, dan inilah yang
dipelajari oleh psikologi.
Kesimpulan
Psikologi
sebagai ilmu yang mempelajari keadaan manusia, sudah barang tentu mempunyai
hubungan dengan ilmu-ilmu lain, yang sama-sama mempelajari tentang keadaan
manusia. Hal ini akan memberi gambaran bahwa manusia sebagai makhluk hidup
tidak hanya dipelajari oleh psikologi saja, tetapi juga dipelajari oleh
ilmu-ilmu lain. Manusia sebagai makhluk budaya maka psikologi akan mempunyai
hubungan dengan ilmu-ilmu kebudayaan, dengan filsafat, dengan antropologi,
sosiologi, biologi, dan lain sebagainya.
Daftar
Pustaka
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono.2004.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Rineka
Cipta.
Sarwono, Sarlito Wirawan.1976.Pengantar Umum Psikologi.Jakarta:Bulan Bintang.
Hasan, Chalijah.1994.Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan.Surabaya:Al-Ikhlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar