B.
Pendidikan Dalam Perspektif Islam
Pengertian pendidik adalah orang
dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan. Pendidik
Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam
situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan
Pendidik Islam ialah Individu yang
melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan islam
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Para ahli pendidikan lebih menyoroti
istilah-istilah dari aspek perbedaan antara tarbiyyah dan ta’lim, atau antara
pendidikan dan pengajaran. Dan dikalangan penulis Indonesia, istilah pendidikan
biasanya lebih diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap atau kepribadian,
atau lebih mengarah kepada afektif, sementara pengajaran lebih diarahkan pada
penguasaan ilmu pengetahuan atau menonjolkan dimensi kognitif dan psikomotor.
Pengertian pendidikan bahkan lebih
diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai
aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang
atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan
keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental,
dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan
antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan
hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa
pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan
nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan Sunnah (Hadist). Menurut
Prof. Dr. Mohammad Athiyah al Abrasyi pendidik itu ada tiga macam
1. Pendidikan Kuttab
Pendidikan
ini ialah yang mengajarkan al Qu’ran kepada anak-anak dikuttab. Sebagian
diantara mereka hanya berpengetahuan sekedar pandai membaca, menulis dan
menghafal al Qur’an semata.
2. Pendidikan Umum
Ialah pendidikan pada umumnya,
yang mengajarkan dilembaga-lembaga pendidikan mengelola atau melaksanakan pendidikan
Islam secara formal sperti madrasah-madrasah, pondok pesantren ataupun informal
seperti didalam keluarga.
3. Pendidikan Khusus
Adalah pendidikan
secara privat yang diberikan secara khusus kepada satu orang atau lebih dari
seorang anak pembesar kerajaan (pejabat) dan lainnya.
C.
Defenisi Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu
pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah
teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang
pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya
teori, tetapi isi lain juga ada ialah :
1. Teori.
2. Penjelasan
tentang teori itu.
3. Data yang
mendukung tentang penjelasan itu.
Islam adalah nama Agama yang dibawa
oleh nabi Muhammad saw, yang berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan
manusia ; ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada al Qur’an dan
hadist serta aqal. Penggunaan dasarnya haruslah berurutan :al Qur’an lebih
dahulu ; bila tidak ada atau tidak jelas dalam al Qur’an maka harus dicari
dalam hadist ; bila tidak ada atau tidak jelas didalam hadist, barulah
digunakan aqal (pemikiran), tetapi temuan aqal tidak boleh bertentangan dengan
jiwa al Qur’an dan hadist.
D.
Tujuan Umum Pendidikan Manusia
1.
Hakikat manusia menurut Islam
Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya
bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan
dan lingkungan.
Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan didunia
barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh
pembawaan (nativisme) sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan
bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme),
sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa
perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya
(konvergensi)
Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal,
dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani,
disebutkan dalam surah al Qashash ayat : 77 “Carilah kehidupan akhirat dengan
apa yang dikaruniakan Allah kepadamu tidak boleh melupakan urusan dunia “
2.
Manusia Dalam Pandangan Islam
Manusia dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani yang
tidak dapat dipisahkan dari aspek rohani tatkala manusia masih hidup didunia.
Manusia mempunyai aspek akal. Kata yang digunakan al Qur’an
untuk menunjukkan kepada akal tidak hanya satu macam. Harun Nasution
menerangkan ada tujuh kata yang digunakan :
1. Kata Nazara, dalam surat al Ghasiyyah ayat 17 :“Maka
apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan”
2. Kata Tadabbara, dalam surat Muhammad ayat 24 :“Maka
apakah mereka tidak memperhatikan al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”
3. Kata Tafakkara, dalam surat an Nahl ayat 68 : “Dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah : “buatlah sarang-sarang dibukit-bukit,
dipohon-pohon kayu, dan ditempattempat yang dibikin manusia”.
4. Kata Faqiha, dalam
surat at Taubah 122 : “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi
semuanya (kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”
5. Kata Tadzakkara,
dalam surat an Nahl ayat 17 :“Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat
menciptakan apa-apa? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”.
6. Kata Fahima, dalam
surat al Anbiya ayat 78 :“Dan ingatlah kisah daud dan Sulaiman, diwaktu
keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh
kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah kami menyaksikan keputusan yang diberikan
oleh mereka itu”.
7. Kata ‘Aqala, dalam
surat al Anfaal ayat 22 :“Sesungguhnya binatang(makhluk) yang seburuk-buruknya
pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli[1]
yang tidak mengerti apa-apa-pun.
Manusia
mempunyai aspek rohani seperti yang dijelaskan dalam surat al Hijr ayat 29 “Maka Aku telah menyempurnakan
kejadiannya dan meniupkan kedalamnya roh-Ku, maka sujudlah kalian kepada-Nya”.
3. Manusia Sempurna Menurut Islam
A.
Jasmani Yang sehat Serta Kuat dan Berketerampilan
Islam
menghendaki agar orang Islam itu sehat mentalnya karena inti ajaran Islam
(iman). Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan jasmani, karena
kesehatan jasmani itu sering berkaitan dengan pembelaan Islam.
Jasmani
yang sehat serta kuat berkaitan dengan ciri lain yang dikehendaki ada pada
Muslim yang sempurna, yaitu menguasai salah satu ketrampilan yang diperlukan
dalam mencari rezeki untuk kehidupan.
Para
pendidik Muslim sejak zaman permulaan - perkembangan Islam telah mengetahui
betapa pentingnya pendidikan keterampilan berupa pengetahuan praktis dan
latihan kejuruan. Mereka menganggapnya fardhu kifayah, sebagaimana diterangkan
dalam surat Hud ayat 37 :
“Dan
buatlah bahtera itu dibawah pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan jangan kau
bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim itu karena meeka itu akan
ditenggelamkan”.
B. Cerdas Serta Pandai
Islam
menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai yang ditandai oleh adanya kemampuan
dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai di tandai
oleh banyak memiliki pengetahuan dan informasi. Kecerdasan dan kepandaian itu
dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a) Memiliki sains yang banyak dan berkualitas tinggi.
b) Mampu memahami dan menghasilkan filsafat.
c) Rohani yang berkualitas tinggi.
Kekuatan
rohani (tegasnya kalbu) lebih jauh daripada kekuatan akal. Karena kekuatan
jasmani terbatas pada objek-objek berwujud materi yang dapat ditangkap oleh
indera.
Islam
sangat mengistemewakan aspek kalbu. Kalbu dapat menembus alam ghaib, bahkan
menembus Tuhan. Kalbu inilah yang merupakan potensi manusia yang mampu beriman
secara sungguh-sungguh. Bahkan iman itu, menurut al Qur’an tempatnya didalam
kalbu.
4. Tujuan Pendidikan Islam
Menurut
Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia
sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh
manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah
beribadah kepada Allah.
Islam
menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya
sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut
Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :“
Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Jalal
menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas. Tetapi kenyataan sebenarnya
ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau
disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk
mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah
ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang
dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang
disangkutkan dengan Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir., Ilmu Pendidikan
Dalam Perspektif Islam., PT. Remaja Rosdakarya., Bandung, 2001
Nur Uhbiyati., Ilmu Pendidikan
Islam., CV. Pustaka Setia., Bandung, 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar