SELAMAT DATANG di CharrorS Blog# Tempat Belajar# Sharing# dan berbagi Informasi dan Berita

Selamat Datang Di charrors Blog, tempat belajar, tempat berbagi info dan data

Sabtu, 03 Januari 2015

Parenting

Tumbuhkan Sikap Tanggung Jawab

Sunggguh tragis kisah sahabat saya ini, sebut saja “juliet”. Di usianya yang masih sangat belia (tiga belas-an tahun), sebagai seorang anak perempuan, ia harus pergi dari rumahnya karena diusir oleh orangtuanya. Saya tidak akan membahas permasalahan apa yang sampai menjadikan ia diusir. Tanpa bekal yang cukup, ia harus pergi dari rumah seorang diri dan tanpa tujuan yang jelas.


Tak tahu saya, apa yang ada di benak sang ibu sampai ia tega mengusir anak kandung perempuannya sendiri. Padahal dalam pandangan teman-teman dan para tetangganya, ia adalah seorang anak yang sangat rajin dan patuh pada orangtuanya. Di sekolahpun ia cukup pintar. Memang di zaman yang sudah edan ini, permasalahan seperti ini merupakan hal lumrah dan sering kita dapati di mana saja. Bahkan di media, peristiwa serupa menghiasi setiap hari layar kaca yang menyajikan berita-berita ketidak beresan moral karena kurangnya tanggung jawab.
Kalau saja si orangtua adalah orang yang tanggung jawab, maka ia tidak akan membiarkan anaknya terlunta-lunta menjadi gelandangan di luar sana. Dengan sikap tanggung jawab dan kesabarannya ia akan setia dan rela mengasuh anaknya dengan penuh kasih sayang. Ia merasa bertanggung jawab untuk mengantarkan anaknya menjadi orang yang lebih berguna daripada dirinya. Ya, tanggug jawab.
Bahkan saking pentingnya sikap tanggung jawab ada seorang bijak mengatakan bahwa kalau saja semua manusia memiliki tanggung jawab, tidak akan pernah ada persoalan hidup, percekcokan, perkelahian, pencurian, pembunuhan, demonstrasi oleh masa, korupsi dan berbagai macam perbuatan kriminal dan merugikan orang lain. Seorang presiden yang bertanggung jawab terhadap rakyatnya, maka ia akan berusaha dengan sekuat tenaga mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. seorang pedagang yang tanggung jawab maka ia tidak akan melakukan penipuan terhadap pelanggannya. seorang tua yang tanggungjawab maka ia tidak akan membiarkan anaknya terlantar dan tidak terurus pendidikan dan kebutuhannya. Seorang buruh yang tanggungjawab, tidak akan membiarkan pekerjaannya terlantar hanya karena molornya pemberian gaji. Seorang pengusaha yang tanggung jawab ia tidak akan membiarkan karyawannya kurang kesejahteraanya, karena kesejahteraan buruh dan karyawan merupakan tanggung jawabnya.
Lalu, apakah Anda adalah orang yang tanggung jawab terhadap buah hati Anda?, Terhadap didikan dan kasih sayang Anda?. Tidak akan pernah bisa anda menuntut buah hati Anda untuk menjadi anak yang bertanggung jawab apabila Anda sendiri kurang bertanggung jawab menjadikannya ia anak yang bertanggung jawab kelak. Dengan memberikan perhatian lebih, dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab atas akhlaq si buah hati, Anda termasuk orang yang memilki tanggung jawab. SELAMAT.
Kalau manusia tidak memiliki tanggung jawab, ia hanya akan menjadikan dirinya pecundang. Yang tidak mau dan berani menanggung setiap konsekuensi atas apa yang ia lakukan. Ia hanya akan mencari alibi atau bahkan kambing hitam atas sebuah permasalahan. Ia cenderung acuh tak acuh dengan apa yang terjadi di sekitarnya, ia tidak akan berkorban untuk orang lain dan akhirnya hanya akan menjadi beban bagi orang lain.
Sebagai orang tua, ia tidak merasa bertanggung untuk menjadikan ia pribadi yang mantap, berkarakter dan berakhlakul karimah. Kalau ia menjadi presiden, ia akan menjadi pribadi yang otoriter mementingkan kepentingan pribadi mengalahkan kepentingan rakyatnya. Ia hanya akan menjadi koruptor, menjadi beban bagi seluruh rakyat yang ia pimpin. Menimbulkan kesengsaraan dan kekacauan di negerinya. Kalau kelak ia menjadi hakim, ia tidak akan bisa bersikap adil dan bijaksana karena ia akan lebih mementingkan siapa yang bisa memberikan kepuasan materi bagi dirinya. Dia tidak akan bertanggung jawab atas terciptanya keadilan. Kalau ia menjadi wakil rakyat, ia tidak segan akan menuntut upah yang tinggi tanpa melihat apa yang sudah ia perbuat untuk rakyat. Dia tidak bertanggung jawab atas tersampaikannya aspirasi rakyatnya yang membawa pada kesengsaraan rakyat banyak. Di manapun orang yang tidak memiliki tanggung jawab hanya akan menjadi beban bagi siapapun.
Terus bagaimana kita menanamkan rasa dan sikap tanggung jawab bagi mereka?. Pertanyaan yang bagus. Di sinilah orangtua biasanya pusing untuk memikirkan ini. Bagi orangtua yang gigih dan sabar serta tanggung jawab, ia tidak akan berhenti di sini. Sebentar, tanggung jawab merupakan karakter, sikap positif, maka ia tidak bisa kalau hanya kita ajarkan melalui oral(ceramah dan omelan). Ia butuh contoh konkrit, teladan positif tentang sikap tanggung jawab. selanjutnya anak juga membutuhkan pengarahan dan pelatihan serta pembiasaan mengenai sikap ini.
Seperti apakah tanggung jawab, ia tidak akan mengerti kalau kita hanya cas cis cus kesana kemari membuka kamus istilah untuk menerangkan tanggung jawab. beri ia teladan mengenai bagaimana bersikap tanggung jawab. itu artinya persiapkan diri anda untuk satu sikap positif ini. Ingat, sikap asli dan buatan akan terbaca oleh anak. Kalau Anda berpura-pura dalam tanggung jawab, maka yang terjadi adalah s e b a l i k-nya. Anda akan dinilai anak sebagai orang yang in-konsisten dan suka berbohong. Bahaya sekali bagi masa sekarang atau masa dewasanya kelak.
Coba kita tengok kajian albert bandura dalam teori imitasi, bahwa cara belajar anak adalah dengan mengamati perilaku orang dewasa kemudian diterapkan dalam diri si anak. Anak membutuhkan model dalam pembentukan perilakunya. Di sinilah pentingnya orangtua untuk senantiasa berperilaku positif, lebih-lebih di hadapan si anak karena ini merupakan proses pencarian model yang natinya akan ditiru dan dipakai sebagai perilakunya sampai kelak.
Nah, kembali ke pembahasan. Sikap tanggung jawab bukan merupakan sikap yang jadi dengan sendirinya tanpa  melalui sebuah proses. Orangtua sebagai orang yang diberi amanah Allah harus mengupayakannya.
Sebagaimana karakter dasar, sikap tanggung jawab merupakan karakter dasar yang perlu ditumbuh kembangkan. Maka orangtua perlu menanamkan sikap tanggung jawab sejak dini, dari hal yang terkecil dan bahkan sering dianggapp sepele. Misalkan anak yang berusia Taman Kanank-kanak hendaknya kita ajarkan memakai sepatu sendiri meskipun terkadang kita juga memberikan bantuan ketika anak sedikit kesulitan. Anak seusia SD kita ajarkan agar memiliki tanggung jawab terhadap dirinya, misalkan setelah bangun tidur anak kita beri tanggung jawab untuk bisa merapikan tempat tidur, bangun tepat pada waktunya dan lain sebagaunya. Pemberian tanggung jawab kita berikan secara kontinu sesuai dengan kemampuan fisiknya. Tetapi terkadang karena alasan kasihan, orangtua tidak pernah melatihnya bersikap tanggung jawab bahkan untuk dirinya sendiri sekalipun. Jika yang terjadi demikian anak akan mengalami kesulitan saat berada jauh dari orangtuanya, semisal saat ia mulai masuk perguruan tinggi dan harus tinggal jauh dari orangtuanya.
Ada cerita menarik terkait dengan hal ini, di salah satu Perguruan Tinggi Negeri tempat penulis menimba ilmu. Saya sangat kaget dengan kebanyakan calon mahasiswa (kebetulan kebanyakan para remaja putri) kita yang sejak awal datang ke kampus sampai mengurus segalanya harus diantar dan dicarikan oleh orangtua. Yah, hampir mirip dengan anak usia TK yang baru datang untuk pertama kalinya ke sekolah. Saya sampai heran, apakah seperti ini rata-rata calon mahasiswa kita?. Meski banyak orang tua yang beralasan, ini tanggung jawabnya sebagai orangtua, tapi apa tidak berlebihan?. Yang demikian inilah yang menjadikan mereka lemah dan tidak mampu untuk berdikari sendiri. Lalu bagaimana ia kelak menjadi pemimpin yang bertanggung jawab kalau atas dirinya sendiri saja masih bergantung kepada orang lain. Jadi, siapa yang bertanggung jawab terhadap sikap mandiri anak-anak kita?.
Berbeda dengan cerita di atas, saya kagum dengan mereka para orangtua yang memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab. Di Jepang, anak yang sudah memasuki usia dewasa (kurang lebih selepas masa SMA) dipersilakan untuk bisa menghidupi dirinya sendiri, artinya Ia harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Teman saya yang dari Pulau Sumatera (asli Sumatera) juga demikian, selepas masa SMA anak harus bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, bekerja, kuliyah dan lain sebagainya. Pasti mereka para orangtua yang bernai melakukan hal demikian karena sudah mengetahui kemampuan dan kesanggupan anaknya untuk bisa dan mampu hidup mandiri, dan ini bukan sebuah proses yang instan. Mereka malakukannya sejak anak-anak mereka masih belia, yaitu diserahi tanggung jawab sesuai dengan kemampuannya meningkat dan terus meningkat.
Tentu kita merasa sangat prihatin dengan para keluarga muda kita yang sampai memiliki anak yang berusia sekian tahun tetapi masih tinggal satu rumah dengan orangtuanya. Sebenarnya di sini bukan soal ketidak mampuan secara finansial akan tetapi ketidak mampuan secara mental karena sejak kecil tidak diajarkan sikap tanggung jawab.

Pembaca yang budiaman, di sini saya tidak merasa sok jago atau menyudutkan Bapak dan Ibu sekalian, tapi mari kita mulai dari sekarang, didik anak-anak kita, bekali dengan sikap tanggung jawab. Dan perlu Bapak dan Ibu ketahui bahwa mereka para orang-orang yang sukses dalam hal dunia adalah mereka yang didik dan ditanamkan dengan sikap tanggung jawab yang tinggi. Semoga Usaha Bapak dan Ibu sekalian untuk menjadikan mereka anak-anak yang berguna dikabulkan olehNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar